• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Model Kepemimpinan ‘Juragan’ Perlu Dilanjutkan di Kota Yogyakarta

Model Kepemimpinan ‘Juragan’ Perlu Dilanjutkan di Kota Yogyakarta

  • 28 Februari 2014, 11:44 WIB
  • Oleh: Satria
  • 11203
Model Kepemimpinan ‘Juragan’ Perlu Dilanjutkan di Kota Yogyakarta

Pola kepemimpinan juragan perlu dilaksanakan secara konsisten oleh Walikota Yogyakarta setelah lengsernya Walikota Herry Zudianto pada periode 2003-2007 serta 2007-2011 lalu. Tanpa pola kepemimpinan tersebut birokrasi sangat rentan kembali pada perilaku transaksional, yang akan berdampak pada menurunnya kembali kinerja pelayanan publik sebagaimana sebelum era reformasi, termasuk perilaku negatif seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

“Secara bertahap pula pola kepemimpinan juragan ini perlu ditransformasikan ke pola kepemimpinan birokrasi transformasional untuk membentuk perilaku birokrasi transformatif,” papar R. Widodo Triputro pada ujian terbuka program doktor Ilmu Administrasi Negara, FISIPOl UGM, Jumat (28/2).

Dalam disertasinya yang berjudul "Kepemimpinan Walikota dalam Reformasi Birokrasi Pemerintahan Daerah: Studi Kasus tentang Pola Kepemimpinan Walikota Herry Zudianto dalam Reformasi Birokrasi Pemerintahan Kota Yogyakarta", Widodo menilai pada era Herry Zudianto, Kota Yogyakarta dikategorikan berhasil dalam reformasi birokrasi. Salah satu faktornya adalah peran kepemimpinan Walikota yang cukup efektif menggerakan birokrasi, dengan indikator utama berupa kinerja pelayanan publik meningkat dan terbentuk birokrasi yang relatif bersih dari korupsi.

Dari penelitiannya itu terungkap bahwa untuk internal birokrasi, pola kepemimpinan Walikota cenderung otoriter terutama dalam hal pengambilan kebijakan (keputusan) baik yang teknis maupun strategis. Sedangkan dalam pelaksanaan tugas, Walikota cenderung instruktif-direktif untuk menggerakkan birokrasi sebagai mesin produksi pelayanan publik yang efektif dan efisien.

“Ini memang bisa dikategorikan otoriter karena Walikota cenderung menampilkan karakter yang keras (tangan besi) untuk menggerakan birokrasi,” kata staf pengajar di STPMD APMD Yogyakarta tersebut.

Terminologi kepemimpinan juragan, kata Widodo, merujuk pada praktik kepemimpinan para pemilik usaha (umumnya usaha kecil) yang mana dalam budaya Jawa sering disebut juragan. Analogi ini tidak bermaksud menyejajarkan dengan model kepemimpinan birokrasi transformasional yang merujuk pada model kepemimpinan entrepreneur dalam lembaga bisnis modern. Model kepemimpinan birokrasi transformasional merupakan koreksi dari model kepemimpinan transaksional yang umumnya dipraktikkan pada organisasi birokratis. Dengan demikian, model kepemimpinan transformasional diperlukan untuk mentransformasikan konsep dan nilai reformasi birokrasi.

“Dalam konteks birokrasi patrimonial dan masih terikat oleh political authority sebagaimana birokrasi di daerah, tentu tidak serta-merta dapat dipimpin dan digerakkan kinerjanya dengan model kepemimpinan transformasional,” terang Widodo.

Di akhir paparannya, Widodo menegaskan bahwa untuk membentuk pola kepemimpinan yang kuat dalam rangka menggerakan reformasi birokrasi di pemerintahan daerah,diperlukan beberapa kebijakan seperti: sistem dan kebijakan yang menjamin dilaksanakannya regenerasi kepemimpinan melalui proses kaderisasi, sistem dan kebijakan yang menjamin pelaksanaan rekrutmen atau pemilihan kepala daerah yang bersih dan meminimalisasi politisasi birokrasi serta adanya program pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. (Humas UGM/Satria)

Berita Terkait

  • Raih Doktor Berkat Teliti Batik Laweyan

    Monday,07 May 2012 - 15:10
  • Muh. Suud : Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Tidak Berpengaruh Pada Pemberdayaan

    Tuesday,08 April 2008 - 11:17
  • Model Konseptual Zonasi di Indonesia Perlu Dibangun

    Tuesday,25 August 2015 - 10:29
  • PENDEKATAN PENGEMBANGAN HUTAN KOTA YOGYAKARTA

    Monday,06 June 2005 - 8:55
  • Djamaludin Ancok: Model Kepemimpinan Masa Lampau Potensial Dikembangkan untuk Pengembangan SDM

    Monday,26 July 2010 - 21:32

Rilis Berita

  • UGM dan KAGAMA NTB Sinergi Bangun Negeri 29 January 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Nusa Tengg
    Satria
  • Masyarakat Lombok Utara Apresiasi KKN Kolaborasi UGM 28 January 2023
    Masyarakat memberikan apresiasi pelaksanaan KKN Kolaborasi yang dirintis oleh Universitas Gadjah
    Satria
  • Evaluasi dan Temu Mitra Supplyer Gerai UMKM 27 January 2023
    Sebagai media memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaan sivitas akademika UGM, Gerai UMKM yang b
    Agung
  • Dirjen Diktiristek Puji Fasilitas Field Research Center UGM 27 January 2023
    Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam,
    Gloria
  • Raih Doktor Usai Teliti Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong 27 January 2023
    Peneliti Ahli Utama, Pusat Riset Sumberdaya Geologi, BRIN, Ir. Chusni Ansori, M.T., dinyatakan lu
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual