YOGYAKARTA – Meski sudah pensiun, Prof. Dr. drh. Subronto, M.Sc. (80 tahun) masih aktif berkarya dengan menulis buku. Baru-baru ini pensiunan Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM ini meluncurkan buku Ilmu Penyakit Hewan Kesayangan Anjing (Canine Medicine). Buku setebal 219 halaman yang diterbitkan oleh Gadjah Mada University Press tersebut, diluncurkan kemarin di Ruang Auditorium FKH UGM.
Sayang, saat peluncuran buku tersebut, Subronto berhalangan hadir. Pria kelahiran Wonosari tersebut mendadak sakit akibat terkena gangguan pencernaan dan pernafasan. Namun, para dosen dan mahasiswa FKH yang hadir dalam acara peluncuran buku tersebut tidak kecewa, Subroto mengutus istri dan anaknya untuk hadir. Subronto pun menitipkan tiga lembar tulisan sambutan yang dibacakan oleh koleganya, Prof. Dr. Sri Hartati.
“Saya bersyukur sekali karena masih diberi umur panjang dan masih berada dalam lingkungan kedokteran Hewan. Saya ini anak Wonosari masuk FKH UGM tahun 1953,” kata Subroto dalam pengantar sambutannya.
Subroto berharap buku yang ditulisnya itu bisa bermanfaat bagi profesi kedokteran hewan dan pembangunan kesehatan hewan di Indonesia. Prof. Ida Tjahajati, salah satu koleganya di bagian Ilmu Penyakit Dalam FKH UGM yang didaulat sebagai ketua panitia dalam peluncuran buku, mengapresiasi semangat seniornya untuk terus berkarya meski usianya tidak muda lagi. Menurut Ida, hobi Subronto yang aktif menulis buku patut dicontoh oleh para dosen FKH lainnya. “Dia masih bersemangat untuk berkarya,” kata Guru Besar FKH UGM ini.
Ida menceritakan, Subronto saat masih mengikuti pendidikan master di University of California Amerika Serikat menulis tesis penyakit ngorok yang dijadikan hasil tesis yang dimuat di berbagai jurnal ilmiah. “Tesis itu membawa beliau dikenal di kancah internasional waktu itu,” ujar Ida.
Subronto sendiri dalam sambutannya mengatakan tesis tersebut menerangkan kuman penyakit shipping fever (ngorok) tidak hanya satu tipe akan tetapi kuman tersebut mempunyai turunan dengan subtipe. “Setelah dimuat dalam majalah ilmiah saya kaget karena berbagai peneliti dari negara seperti Israel, Rusia, China, Australia, Jepang minta dikirimi reprinted publikasi tersebut,” kenangnya.
Di mata Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si., Dekan FKH UGM ini mengaku bangga bahwa FKH UGM pernah memiliki staf pengajar seperti Subronto yang masih aktif menghasilkan karya buku dalam mewarnai dunia pendidikan di ilmu kedokteran hewan. “Ini menjadi cambuk bagi dosen lainnya untuk banyak menulis buku,” ujarnya.
Joko juga berharap buku yang ditulis Subronto ini bisa diterima di masyarakat dan berguna dalam pembangunan kesehatan hewan di Indonesia. Sebab, kata Joko, 61 persen penyakit yang menular pada manusia berasal dari hewan.
Profesor Subronto lahir di Wonosari 21 Februari 1934. Pensiunan Guru Besar FKH UGM ini menyelesaikan pendidikan doktor di University of Minnesota. Puluhan karya ilmiah telah ditulis mantan dekan FKH UGM (1991-1994) dan Mantan Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (1994-2002). Buku penyakit hewan kesayangan pada anjing ini mengupas mengenai metode penentuan penyakit dan berbagai penyakit pada anjing, termasuk sistem pencernaan, pernafasan, perkencingan, genetalia, dan penyakit kulit. Puluhan gambar patologis memudahkan pembaca bisa mengenali penyakit dari lokasi lesinya di kulit. (Humas UGM/Gusti Grehenson)