![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/13031413946875221640104376-680x510.jpg)
Kegiatan penyelaman untuk berbagai tujuan ternyata banyak menimbulkan keluhan dari para penyelam yang menggunakan Scuba Diving Mouthpieces (SDM), yaitu adanya nyeri pada Temporomandibular Joint (TMJ), kadangkala disertai bunyi sendi (kliking), kelelahan dan rasa nyeri pada otot-otot mastikasi, yang disebut dengan Temporomandibular Disorders (TMD). Penelitian di tahun 2006 terhadap 30 prajurit TNI AL yang sedang mengikuti kegiatan selam menunjukkan, 70% mengaku mengalami TMD berupa gangguan kelelahan pada otot dan TMJ setelah selesai melaksanakan kegiatan penyelaman.
“Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa penggunaan SDM terhadap para penyelam menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada TMJ dengan insiden paling rendah sekitar 60 persen dan tertinggi 100 persen,” papar Letkol Laut (K) Wawan Suridwan pada ujian terbuka program doktor di Fakultas Kedokteran Gigi UGM, Kamis (13/3).
Dalam disertasinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Scuba Diving Mouthpieces terhadap Temporomandibular Disorders dan Respon Imun Rongga Mulut Pada Penyelam (Kajian pada Siswa Latihan Penyelaman TNI AL)”, Wawan mengatakan terdapat pengaruh kegiatan penyelaman menggunakan SDM dengan kesehatan. Adapun pengaruh tersebut berupa keluhan-keluhan pada organ tubuh khususnya temporomandibula yang dirasakan penyelam setelah melakukan aktivitas penyelaman. Di pasaran terdapat SDM buatan pabrik yang disebut Fabricated Scuba Diving Mouthpieces (FSDM). Pemakaian FSDM dengan cara dimasukkan ke dalam mulut, difiksasi menggunakan gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah.
“Memang masih ada keluhan dengan FSDM ukuran standar ini sehingga perlu dirancang produk yang dirancang berdasarkan ukuran individual atau Individual Scuba Diving Mouthpieces (ISDM),” paparnya.
Penelitian yang dilakukan ini dilakukan terhadap 60 orang penyelam laki-laki TNI AL. Subyek penelitian tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang menggunakan ISDM dan kelompok yang yang menggunakan FSDM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ISDM berpengaruh terhadap lebih kecil dibanding FSDM terhadap jarak pergeseran kondilus ke anterior, peningkatan kontraksi otot masseter, dan penurunan kadar IgA saliva. Penggunaan ISDM dibandingkan FSDM tidak berbeda pengaruh secara bermakna terhadap peningkatan intensitas kliking, kenaikan kadar IL-6.
Selain itu ISDM yang merupakan desain baru hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menyelam lebih baik dibandingkan dengan FSDM. Sebab, ISDM berpengaruh lebih kecil terhadap 3 dari 5 parameter (posisi kondilus, kontraksi otot masseter dan kadar IgA saliva) sehingga lebih kecil potensinya untuk terjadi TMD dibandingkan menyelam menggunakan FSDM.
“Sosialisasi penggunaan ISDM kepada penyelam bahwa alat ini aman digunakan selama menyelam cukup penting,” pungkas pria yang pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan Lntamal IV Tanjung Pinang ini. (Humas UGM/Satria)