• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Kepunahan Komodo di Pulau Kecil Membayangi Populasi di Pulau Besar

Kepunahan Komodo di Pulau Kecil Membayangi Populasi di Pulau Besar

  • 14 Maret 2014, 10:22 WIB
  • Oleh: Satria
  • 9233

Pulau Komodo sebagai habitat biawak komodo (Varanus komodoensis) yang telah dikenal luas di seluruh dunia nampaknya sedikit membuat sebagian orang melupakan populasi kecil biawak komodo yang berada di pulau-pulau wilayah Flores. Salah satu ahli komodo Indonesia, Andi Ariefiandy, M.Phil menyatakan bahwa populasi biawak komodo di pulau besar seperti halnya Pulau Komodo justru lebih aman dibandingkan di pulau-pulau kecil yang telah terfragmentasi oleh kehadiran manusia seperti halnya pulau-pulau di Flores,

"Populasi biawak komodo di pulau besar bisa mencapai lebih dari 1000 ekor/m2 dengan tingkat survival yang lebih tinggi dibanding populasi biawak komodo di pulau kecil yang hanya 40-100 ekor/m2," papar Andi Ariefiandy pada kuliah umum “Biawak Komodo (Varanus komodoensis) & Kegiatan Konservasi In-Situ" di Fakultas Biologi UGM, belum lama ini.

Andi mengatakan populasi Biawak Komodo di pulau besar lebih aman dibanding di pulau kecil disebabkan karena mangsa yang tersedia di pulau kecil jauh lebih sedikit dan terbatas serta pengaruh fragmentasi habitat yang diciptakan oleh manusia. Hal tersebut juga membuat biawak komodo di pulau kecil memiliki bobot tubuh yang jauh lebih kecil dari biawak komodo di pulau besar. Ia menegaskan bahwa satu pulau dengan pulau yang lain memiliki perbedaan variasi genetik yang membuat mereka sangat terisolasi. Tingkat inbreeding coefficient atau tingkat perkawinan antar individu dalam satu populasi di pulau kecil sangat tinggi.

“Hal ini yang kami khawatirkan akan membahayakan karena diversitas genetiknya akan sangat rendah, dan resiko kepunahannya akan sangat tinggi. Jika populasi di pulau kecil punah dapat membahayakan populasi di pulau besar,"  ujar alumnus Fakultas Biologi UGM itu.

Berbagai upaya konservasi yang sudah dilakukan juga dipaparkan dalam kuliah umum ini. Diantaranya adalah dengan memperbaiki infrastruktur pos jaga, sosialisasi pada masyarakat, monitoring populasi tahunan, identifikasi daerah sebaran, identifikasi gangguan, serta pengamanan kawasan. Dari 18 jenis dari keseluruhan komodo yang ada adalah spesies endemik, dan hanya ada di Indonesia. Sampai saat ini pekerjaan konservasi belum selesai dan masih banyak informasi tentang biawak komodo yang belum tergali.

"Uniknya, Biawak Komodo ini merupakan jenis biawak yang paling besar yang ada di dunia, tapi wilayah sebarannya sangat sempit. Ia adalah pemangsa besar dengan wilayah hidup tersempit," pungkasnya. (Humas UGM/Satria)

 

Berita Terkait

  • Pentingnya Konservasi Komodo

    Wednesday,03 September 2014 - 10:49
  • Raih Doktor Usai Kaji Mobilitas Pulau Kecil

    Wednesday,31 January 2018 - 9:31
  • Dikhawatirkan Berkurang, Jumlah Pulau di Indonesia Didata Ulang

    Thursday,09 April 2015 - 13:20
  • Haris Djoko: Tidak Benar Jumlah Pulau Berkurang 3000

    Monday,13 April 2015 - 16:15
  • Zona Konservasi dengan Pendekatan DAS di Pulau Bintan

    Tuesday,31 January 2017 - 12:00

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual