
Agama di satu sisi menjadi modal sosial bagi upaya mewujudkan transformasi sosial yang positif di kawasan Asia Tenggara. Namun di sisi lain, semakin kuatnya pengaruh agama di ranah publik ternyata menghadirkan persoalan pelik keberagamaan agama dan multikulturalisme. Alih-alih terciptanya transformasi sosial yang positif, situasi ini justru melahirkan berbagai persoalan sosial seperti intoleransi, diskriminasi, kekerasan, dan bahkan konflik sosial-keagamaan.
“Negara di Asia Tenggara punya pengalaman unik dalam mengelola keberagaman keagamaan sehingga bisa menjadi pengalaman berharga pula bagi negara lainnya,” papar Principal Investigator Indonesian Consortium Religious Studies (ICRS), Dicky Sofjan, Ph.D di sela-sela persiapan Konferensi Riset Internasional “Agama, Kebijakan Publik dan Transformasi Sosial”, Senin (17/3) di Sekolah Pascasarjana UGM.
Dicky menambahkan penelitian tentang isu-isu agama dalam penentuan kebijakan publik dan transformasi sosial di negara-negara Asia Tenggara akan berpengaruh terhadap hubungan dengan negara-negara lain di luar kawasan. Terkait hal inilah maka ICRS, yang beranggotakan UGM, UIN Sunan Kalijaga, dan UKDW akan menggelar Konferensi Riset Internasional “Agama, Kebijakan Publik dan Transformasi Sosial”, 20 Maret 2014 di Yogyakarta.
“Pakar yang hadir dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, Myanmar, Filipina, Kamboja dan Amerika,” katanya.
Senada dengan itu Siti Syamsiyatun, Ph.D selaku ICRS Director mengatakan tujuan diadakannya konferensi ini yaitu memberikan platform bagi akumulasi pemikiran dan pengetahuan tentang pengelolaan keberagamaan agama baik di tingkat nasional maupun regional. Konferensi ini diharapkan bisa menjadi ajang diskusi bagi akademisi, pengambil kebijakan, analis kebijakan, serta pihak-pihak lain yang punya perhatian besar terhadap isu-isu keberagaman agama.
“Yang dibahas isu pluralisme agama dan hubungannya dengan pendidikan agama serta multikulturalisme, kesenjangan mayoritas-minoritas, politik dominasi dan isu lainnya,” kata Syamsiyatun.
Hasil penelitian yang dipresentasikan dalam konferensi ini akan dibukukan dalam bentuk Policy-Relevant Papers dan diharapkan bisa menjadi masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan publik yang mengarah pada terwujudnya transformasi sosial di Asia Tenggara. (Humas UGM/Satria AN)