YOGYAKARTA – Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert O.Blake, Jr., mengatakan jumlah pelajar Indonesia yang sekolah ke Amerika Serikat setiap tahunnya meningkat cukup pesat. Namun bila dibandingkan sebelum krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998, jumlah tersebut menurun drastis. Sebelum krisis moneter, jumlah pelajar Indonesia di negeri Paman Sam tersebut mencapai angka 50 ribu pelajar. “Sekarang ini hanya ada 8 ribu pelajar,” kata Robert Blake kepada wartawan usai berdiskusi dengan mahasiswa di Ruang Multimedia Gedung Pusat UGM, Rabu (26/3).
Menurunnya jumlah pelajar Indonesia ke Amerika, ditengarai Robert karena makin ketatnya seleksi penerimaan mahasiswa yang diterapkan oleh perguruan tinggi di Amerika. Selain itu, banyak pelajar yang gagal mendapatkan kesempatan belajar dikarenakan gagal dalam ujian kemampuan bahasa Inggris. “Saya kira pantas bagi pelajar untuk menjawab segala kendala tadi, apalagi kualitas pendidikan di Amerika termasuk saat ini tertinggi di dunia,” ujarnya.
Meski mengaku tidak memiliki target untuk mendorong peningkatkan jumlah pelajar Indonesia ke Amerika, dia berkomitmen akan membantu mengurusi semua keperluan pelajar yang ingin belajar ke Amerika. Salah satunya, mempermudah pengurusan visa. “Tidak susah pengurusannya, 95 persen pelajar sudah mendapatkan visanya,” katanya.
Dalam diskusi dengan para mahasiswa, Robert menegaskan, Amerika akan terus memperkuat kerjasama dengan Indonesia lewat kerjasama pendidikan, ekonomi, dan isu perubahan iklim. “Obama dan SBY membangun kerjasama yang sangat intens apalagi melihat peran strategis Indonesia di tingkat ASEAN,” katanya.
Wakil Rektor Bidang Alumni dan Kerjasama UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mengatakan pihak UGM sengaja mengundang para Dubes asing untuk memberikan kuliah di hadapan mahasiswa dalam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap perkembangan internasional terkini. “Kita ingin memberi kesempatan mahasiswa untuk tahu lebih banyak,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)