Memperingati International Day of Forest, ratusan mahasiswa mengayuh sepeda berjarak 10 km. Dalam kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (29/3) ini ratusan mahasiswa bersepeda sambil membawa poster ajakan menanam pohon dan menjaga hutan pada masyarakat.
Ratusan mahasiswa tersebut juga membagikan stiker ajakan untuk menjaga lingkungan hutan yang dimulai dari Fakultas Kehutanan UGM menuju Jalan Malioboro kembali ke Fakultas Kehutanan UGM. Menurut Adhitya Wisnu Pradana selaku Ketua Panitia, kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu aksi mahasiswa kehutanan memperingati International Day of Forest yang jatuh pada tanggal 21 Maret. Aksi ini sekaligus merupakan ajakan menggunakan sepeda sebagai alat transportasi ke sekolah dan kantor.
“Kegiatan ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh International Forestry Students Association (IFSA) Komite Lokal UGM. Selain membantu mengurangi emisi CO2, kepadatan lalu lintas dan permasalahan lingkungan lainnnya, bersepeda juga menyediakan manfaat bagi kesehatan tubuh bagi para masyarakat yang sibuk dan tidak pernah berolahraga,” kata Adhitya.
International Day of Forest adalah peringatan hari hutan internasional yang dicetuskan oleh salah satu badan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) yang menangani urusan pangan dan pertanian atau lebih dikenal dengan sebutan Food and Agricultural Organization (FAO). Dengan peringatan hari hutan internasional ini diharapkan mampu menarik perhatian masyarakat dunia terhadap hutan yang mampu memberikan multifungsi terhadap keberlajutan hidup manusia di dunia.
“Manfaat yang diberikan hutan tidak hanya secara ekologi seperti penyedia air dan oksigen, mencegah terjadinya erosi, longsor ataupun banjir. Akan tetapi hutan juga mampu memberikan manfaat lain seperti sosial ekonomi untuk masyarakat baik yang hidup didalam dan sekitar hutan maupun masyarakat perkotaan yang tidak berkaitan secara langsung dengan hutan,” papar Adhitya.
Sebagai negara tropis yang memiliki hutan beserta keanekaragaman hayati yang masih cukup baik, kata Adhitya, Indonesia menjadi pusat perhatian dunia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya donasi yang diberikan pemerintah dari negara-negara maju seperti Norwegia, Australia, Amerika, Inggris, Jepang dan lainnya untuk menjaga hutan beserta keanekaragaman hayati yang terkandung didalammnya, agar hutan terpelihara dengan baik sehingga mampu memberikan jasa lingkungan bagi dunia.
Sayang, permasalahan seperti illegal logging; kebakaran hutan; maupun perubahan areal hutan menjadi areal non-hutan seperti pemukiman, perkebunan, pertanian, dan lainnya; terus terjadi di Indonesia. Karena itu diperlukan peran semua pihak untuk berkontribusi dalam kelestarian hutan dan juga pembangunan berkelanjutan yang sedang berlangsung.
“Sebagai mahasiswa yang sadar akan pentingnya keberadaan hutan, maka perlu adanya media yang baik untuk mempublikasikan kemasyarakat tentang hutan dan fungsinya terhadap manusia. Maka dari itu kami mengadakan kegiatan flying bike dengan harapan informasi mengenai International Day of Forest dapat terbang ke pendengaran dan penglihatan masyarakat melalui sepeda-sepeda yang kami ontel,” jelasnya.
Di akhir acara International Day of Forest dibagikan doorprize berupa buku-buku mengenai kehutanan di Indonesia maupun Internasional. Pembagian buku ini diharapkan sebagai penyambung pesan mengenai pentingnya fungsi hutan untuk masyarakat umum maupun peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. (Humas UGM/ Agung)