Memperingati Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2014, di SD Caturtunggal 1 Sleman dilaksanakan kegiatan belajar mengajar jarak jauh dari Brisbane, Australia. Kegiatan yang dimotori Gerakan Pendidikan Lintas Daerah (Pelita) dengan melibatkan siswa/siswi kelas VI SD Negeri 1 Caturtunggal Sleman tersebut berlangsung selama kurang lebih satu setengah jam.
Agenda belajar jarak jauh ditampilkan secara sederhana. Mengingat jarak antara guru dan murid terpisah, maka keberadaan software dan teknologi lainnya menjadi sarana utama dari proses belajar mengajar ini. Kegiatan belajar jarak jauh ini dimulai pukul 09.00 s.d 10.30 WIB. Adapun kegiatan ini diawali pameran terkait gerakan Pelita oleh Gregorius Fajar Mahasiswa FISIPOL UGM selaku panitia dan Widodo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD N 1 Caturtunggal Sleman serta Pan Mohamad Faiz, Kandidat PhD dari University of Queensland sekaligus Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia.
“Kami memberi apresiasi atas terlaksananya kegiatan ini, sebab selama ini belum pernah ada belajar jarak jauh dari Australia yang melibatkan SD Caturtunggal Depok, Sleman,” ujar Widodo.
Gregorius Fajar menjelaskan Gerakan Pelita merupakan sebuah gagasan mahasiswa Universitas Gadjah Mada untuk memanfaatkan teknologi sebagai partner strategis dalam pendidikan. Dengan teknologi, menurutnya, mampu menyediakan ruang untuk memperpendek jarak pengabdian bagi seluruh professional dalam mengabdikan dirinya melalui pendidikan.
Pada pembelajaran jarak jauh kedua ini, katanya, materi yang disampaikan sangat sederhana. Pemberian materi tidak menekankan pada mata pelajaran yang bersifat skolastik, melainkan inspirasi dan motivasi. Kegiatan lebih banyak sebagai upaya men-delivery nilai inspiraratif melalui metode bercerita atau story telling dengan fasilitas teknologi jarak jauh.
“Dengan pengalaman hidup dan rangkaian prestasi yang dimiliki oleh ketua PPI Australia, diharapkan menjadikan siswa/siswi SD termotivasi dalam mengejar mimpi-mimpinya mulai dari usia dini. Hal ini dapat dilihat dari meriahnya sambutan para murid yang mengaku baru pertama kali mengikuti kelas jarak jauh yang langsung dari Australia,” papar Gregorius Fajar.
Selain memberi motivasi, kegiatan belajar mengajar jarak jauh diharapkan sebagai sarana untuk mengenalkan teknologi jarak jauh kepada murid-murid SD. Bahwa melalui inovasi dan teknologi jarak bukanlah menjadi lagi menjadi kendala melangsungkan kegiatan belajar mengajar.
“Ini merupakan upaya tersendiri bagi Pelita untuk memperpendek jarak pengabdian para relawan untuk memberikan waktunya belajar bersama anak-anak SD,” imbuhnya. (Humas UGM/ Agung)