Yogya, KU
Menjelang Lebaran masyarakat disarankan untuk waspada membeli daging dengan harga murah menyusul merebaknya isu penjualan daging gelonggongan di pasaran. Penjualan daging gelonggongan sangat merugikan konsumen karena apabila dikonsumsi akan sangat berbahaya bagi kesehatan.
Demikian yang diungkapkan oleh kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Fakultas Kedokteran Hewan UGM Dr. drh. Doddi Yudhabuntara, Senin (1/10), di kampus UGM.
“Kasus pemalsuan daging ini dilakukan dengan cara menjual daging dicampur air dan dijual dengan harga yang lebih murah. Konsumen menggira ini menjadi daging murah, tapi sebetulnya daging campur air,†katanya.
Penggelombongan daging, tegas Doddi, selain merusak jaringan dari sapi tersebut, juga akan mempercepat kerusakan kualitas daging dimana berat daging akan lebih bertambah dengan bertambahnya berat air sendiri.
“Kalo air yang dicampur lebih kotor justru akan lebih membahayakan akibat kuman yang berasal dari organ pencernaan Sapi berupa bakteri E. Colli, bagi orang yang mengkonsumsi akan menjadi sakit dengan ditandai gejala diare,†ujarnya.
Menurut Doddi, masyarakat bisa mengetahui ciri-ciri daging gelonggongan ini di pasar ditandai dengan melihat apakah daging lebih banyak mengandung air, dijual dengan tidak dalam keadaan digantung (supaya tidak menetes), baunya juga kurang khas seperti bau sapi biasanya.
Staf pengajar FKH UGM ini menerangkan bahwa sapi gelombongan umumnya tidak dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), melainkan dipotong secara illegal karena sebelum dipotong sapi akan dipaksa minum air dari kran air mengalir hingga sapi tersebut kembung. (Humas UGM)