![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/0905141399602680781652690-612x510.jpg)
Penyuluhan pertanian merupakan salah satu kegiatan strategis dalam upaya mencapai tujuan utama pembangunan pertanian, yakni meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satunya, melalui metode penyuluhan secara kelompok dengan pelatihan, studi banding, dan demonstrasi kepada kelompok tani. Meskipun memiliki jangkauan sasaran yang lebih kecil dibandingkan penyuluhan secara massal, tetapi penyuluhan secara kelompok memberi peluang adanya interaksi dua arah antara penyuluh dan petani.
Ir. Sujono, M.P., dosen Jurusan Penyuluhan Pertanian STPP Magelang mengatakan pemberian pelatihan terhadap petani tidak hanya mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani. Lebih dari itu, kegiatan pelatihan mempengaruhi sikap dan motivasi petani untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok tani. Bahkan mempraktikkan pengetahuan yang didapat di lapangan.
“Pelatihan terhadap petani terbukti bisa meningkatkan pengetahuan, mempengaruhi sikap, dan memotivasi untuk berpartisipasi dalam kelompoknya. Kemudian menerapkan materi yang diperoleh,” jelasnya pada Kamis (8/5) dalam ujian terbuka program doktor di Sekolah Pascasarjana UGM.
Pria yang mengambil program studi doktoral Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan ini mengajukan disertasi berjudul “Penerapan Hasil Pelatihan, Studi Banding Dan Demonstrasi di Kalangan Petani Kulon Progo”. Bertindak selaku promotor, Prof.Dr.Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.S., dan ko-promotor oleh Prof. Dr. Mudiyono dan Dr.Ir. Sri Peni Wastutiningsih.
Dalam penelitian yang dilakukan Sujono terhadap kelompok petani di Kulon Progo diketahui bahwa rata-rata pencapaian sikap maupun motivasi petani setelah mengikuti pelatihan budidaya padi dalam kategori sedang. Sedangkan pencapaian keterampilan tergolong baik. Sementara pencapaian partisipasi tergolong tinggi dengan unsur partisipasi dalam perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan, dan kepatuhan pada norma-norma kelompok.
“Untuk penerapan materi masuk kategori sangat tinggi dengan unsur meliputi persiapan tanam, pemeliharaan, dan penanganan panen dan pasca panen,” terangnya.
Menurutnya, kelompok tani memiliki peran penting dalam penerapan materi penyuluhan. Karenanya, kegiatan penyuluhan seyogianya dapat menumbuhkan dan mengembangkan kelompok tani.
“Penerapan materi penyuluhan pelatihan budidaya padi, studi banding budidaya jagung dan demonstrasi pembuatan kompos oleh petani selalu melalui kelompok tani,” tuturnya.
Hal ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa kelompok tani mempunyai peranan penting dalam penerapan materi penyuluhan. Untuk itu, kedepan pembinaan kelompok tani lebih ditingkatkan agar kegiatan lebih dinamis dan meningkat.
“Kelompok tani punya peran strategis dalam penerapan materi penyuluhan,” tukasnya.
Ditambahkan Sujono, selain pemberian pelatihan pada petani, studi banding dan demontrasi memberikan kontribusi positif terhadap petani. Keduanya mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan memotivasi petani untuk berpartisipasi dalam kelompoknya dan penerapan materi.
“Untuk studi banding budidaya jagung yang terlihat memberikan efek besar pada peningkatan keterampilan, motivasi, dan penerapan materi. Sementara dalam demonstrasi pembuatan pupuk kompos memberi pengaruh signifikan terhadap pencapaian keterampilan, partisipasi kelompok, dan penerapan materi,” paparnya. (Humas UGM/Ika)