• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Suku Dayak Perjuangkan Hak Kesejahteraan Melalui Politik Identitas

Suku Dayak Perjuangkan Hak Kesejahteraan Melalui Politik Identitas

  • 09 May 2014, 08:21 WIB
  • Oleh: Agung
  • 10394
Suku Dayak Perjuangkan Hak Kesejahteraan Melalui Politik Identitas
Suku Dayak Perjuangkan Hak Kesejahteraan Melalui Politik Identitas
Suku Dayak Perjuangkan Hak Kesejahteraan Melalui Politik Identitas
Suku Dayak Perjuangkan Hak Kesejahteraan Melalui Politik Identitas
Suku Dayak Perjuangkan Hak Kesejahteraan Melalui Politik Identitas
Suku Dayak Perjuangkan Hak Kesejahteraan Melalui Politik Identitas

Marjinalisasi yang dialami suku Dayak di Kalimantan Barat, bahkan semenjak masa penjajahan Belanda, membuat mereka memiliki ikatan emosional sesama etnis yang tinggi. Perlakuan yang berbeda dalam aspek pembangunan, pendidikan, serta kesehatan membangkitkan semangat putra Dayak untuk memperjuangkan hak-hak dengan cara berkonsolidasi memilih tokoh Dayak demi kesejahteraan masyarakat mereka.

Demikian dikatakan Dr. Sri Astuti Buchari, M.Si, penulis buku Kebangkitan Etnis Menuju Politik Identitas, saat peluncuran dan bedah bukunya di Perpustakaan UGM, Kamis (8/5) hasil kerjasama dengan Jurusan Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM serta Yayasan Pustaka Obor Indonesia selaku penerbit.

Menurut Sri Astuti, etnis Dayak adalah etnis yang pendiam, halus, dan cenderung introvert. Mereka menjadi masyarakat inferior karena dianggap sebagai kuli, pemalas, dan tidak produktif. Karenanya, mereka cenderung termarjinalkan dan didiskriminasi. Hal ini membuat mereka tidak mendapatkan kesejahteraan yang layak.

"Meski demikian, ikatan emosional di antara mereka semakin erat dan kuat. Ikatan komunal Dayak yang erat dibuktikan dengan munculnya identitas kelompok dimana Dayak mengasosiasikan diri dengan agama Kristiani. Apabila anggota kelompok mereka memeluk agama Islam, dia tidak lagi dianggap sebagai bagian dari etnis Dayak. Politik identitas muncul sebagai cara bagi masyarakat Dayak untuk mencapai kesejahteraan," ujarnya.

Sri Astuti mengungkapkan, politik identitas mengacu pada tindakan politik yang mengedepankan kesamaan identitas atau karakteristik yang berbasis pada ras, etnis, jender, atau agama. Dalam kasus ini, masyarakat Dayak berkonsolidasi untuk memilih dan memenangkan tokoh Dayak guna memimpin sebagai gubernur pada Pilkada Gubernur Kalimantan Barat tahun 2007.

Baginya, politik identitas penting dilakukan di tempat tertentu dalam konteks memperjuangkan hak dan kesejahteraan masyarakat, asalkan mereka tidak menjadi etnosentrisme. Adanya demokrasi dan desentralisasi di era reformasi membuka kesempatan bagi tokoh Dayak, karena orang lokal-lah yang memahami kebutuhan masyarakatnya sendiri.

Buku Kebangkitan Etnis Menuju Politik Identitas merupakan hasil disertasi Doktor Sri Astuti bidang Ilmu Politik di Universitas Padjajaran. Penelitian dilakukan di 5 kabupaten di Kalimantan Barat, yakni Kabupaten Landak, Bengkayang, Sintang, Sanggau, dan Sekadau. Mengupas buku setebal 224 halaman ini, peserta bedah buku diajak melihat realita identitas di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat.

"Semangat kebangkitan suku Dayak inilah yang melatarbelakangi saya menuliskan buku ini," terang Sri Astuti.

Pada acara peluncuran buku, hadir Abdul Gaffar Karim, M.A (JPP FISIPOL UGM) sebagai pembedah dengan moderator Dr. Yanis Musdja.

Menurut Gaffar Karim, mengingat keragaman yang sangan majemuk, Indonesia menjadi bangsa yang memiliki masalah identitas sejak lama. Batas alamiah dari politik identitas adalah masalah kesejahteraan. Isu identitas tidak akan muncul apabila tidak ada marjinalisasi terhadap identitas tertentu.

"Ekspresi identitas dapat dilakukan selama mengedepankan equality dan tidak mengganggu ekspresi identitas yang lain. Jadi, bisa dikatakan bahwa buku ini sangat menarik karena mencoba menjelaskan problematika identitas di Indonesia," katanya. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Teliti Etnis Dayak, Wakil Bupati Kubu Raya Kalbar Raih Doktor

    Monday,07 November 2011 - 15:40
  • Kearifan Lokal Suku Dayak Mencegah Kebakaran Hutan

    Sunday,25 November 2012 - 12:02
  • Raih Doktor Usai Teliti Hunian Suku Dayak Bukit

    Friday,01 November 2013 - 11:20
  • Raih Doktor Usai Teliti Pembentukan Ruang Suku Dayak

    Friday,26 January 2018 - 20:19
  • Keharmonisan Relasi Suku Bugis dan Suku Toraja

    Wednesday,24 July 2019 - 15:05

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual