YOGYAKARTA – Peringkat ekonomi RI yang masuk 10 besar dunia berdasarkan Gross Domestic Product (GDP) yang dirilis Bank Dunia baru-baru ini menunjukkan kemampuan tingkat daya beli masyarakat makin bertambah. Kemampuan daya beli ini seharusnya menjadi peluang bagi UMKM dan perusahaan lokal dalam pengembangan inovasi dalam meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri. “Dengan daya beli peringkat 10 besar dunia, kita jadi primadona bagi masuknya produk asing, itu tantangan yang harus kita hadapi,” kata Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., di hadapan 1.652 lulusan Sarjana dan Diploma yang baru selesai diwisuda, Selasa (20/5), di Grha Sabha Pramana.
Namun demikian, kata Pratikno, kemampuan daya beli masyarakat tersebut sekaligus menjadi tantangan bagi pelaku usaha. Sebab, Indonesia akan menjadi primadona masuknya produk dari luar. Sementara pemerintah menurutnya harus mendorong kemampuan daya saing perusahaan lokal untuk bisa berkompetisi menjelang diberlakukannya Asean Community tahun depan. “Globalisasi memberi ruang untuk kita banyak kerjasama, namun memenangkan kompetisi jauh lebih penting dalam merebut pasar,” katanya.
Pratikno mengingatkan, pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 6 persen selayaknya dipertahankan. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut harus juga perlu dikritisi pasalnya pertumbuhan ekonomi masih bergantung pada hasil ekspor komodiotas sumber daya alam. Sementara ekspor komodoti nonsumber daya alam menurun drastis dalam delapan tahun terakhir. “Hampir dua kali kali lipat ekspor sumber daya alam kita,” paparnya.
Menurut Pratikno, kebijakan ekspor sumber daya alam ini perlu dievaluasi, apalagi produk yang dijual masih bersifat sumber daya alam mentah yang tidak diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. “Mau tidak mau kita harus mengembangkan komoditas yang mendapat bilai tambah dari kemampuan iptek yang dimiliki,” terangnya.
Pratikno menegaskan UGM bersama alumninya akan terus menggelorakan semangat kebangkitan nasional untuk mendorong semua elemen bangsa untuk selalu bersemangat dan bekerja keras memenangkan kompetisi global dengan berkontribusi memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Wisuda 1.652 Lulusan Sarjana dan Diploma
UGM kembali mewisuda 1.652 lulusan, terdiri 1.407 sarjana dan 245 lulusan diploma. Lama studi rata-rata untuk program sarjana 4 tahun 6 bulan dan 3 tahun 1 bulan untuk program Diploma. Studi tersingkat untuk jenjang sarjana diraih Wahyu Hadi Pradana dari Fisipol UGM prodi Ilmu Hubungan Internasional yang lulus dalam waktu 3 tahun 1 bulan. Sedangkan untuk program Diploma diraih Taufan Audah dari prodi D3 Ekonomika Terapan, Sekolah Vokasi dengan masa studi 2 tahun 4 bulan.
Lulusan termuda untuk program Sarjana diraih Adelia Ulya Rachman dari Fakultas Kedokteran prodi Pendidikan Dokter yang lulus pada usia 19 tahun 1 bulan. Sedangkan lulusan termuda Diploma diraih Refina Arvitiane dari D3 Kearsipan Sekolah Vokasi yang lulus pada usia 19 tahun 5 bulan.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi program sarjana diraih Laurensia Andrini dari Prodi Ilmu Hukum dengan IPK 3,99. Sedangkan Riska Hendika Rani dari prodi D3 Bahasa Inggris Sekolah Vokasi yang meraih IPK tertinggi 3,90. (Humas UGM/Gusti Grehenson)