UGM menyatakan kesiapannya menjadi penyelenggara Pemilihan Umum di dalam kampus. Bahkan, menjelang gelaran pemilu secara nasional yang jatuh pada tanggal 14 Februari 2024 kesiapan tersebut telah mencapai 95 persen.
Kesiapan UGM ditunjukkan dengan mendirikan 9 TPS Khusus di lima lokasi untuk memfasilitasi para mahasiswa yang tidak bisa memilih di daerah asalnya. Tidak hanya mahasiswa UGM, TPS khusus juga diperuntukan bagi mahasiswa dari 12 perguruan tinggi lain di DIY yang tergabung dalam TPS Khusus ini.
Adapun lokasi 9 TPS Khusus di UGM antara lain Asrama Ratnaningsih Kinanti 1 yang merupakan TPS 901 dan 902 dengan jumlah pemilih 589, Asrama Ratnaningsih Kinanti 2 & 3 yang merupakan TPS 903 dan TPS 904 dengan jumlah pemilih 584, Asrama Ratnaningsih Sendowo yang merupakan TPS 922 dan TPS 923 dengan jumlah pemilih 509, Asrama Darmaputera Santren yang merupakan TPS 905 dan TPS 906 dengan jumlah pemilih 590 dan Asrama Darmaputera Karanggayam dengan jumlah pemilih 280.
“Total di TPS Khusus ini ada 2.611 pemilih yang nanti akan memilih di 9 TPS yang berlokasi di asrama-asrama mahasiswa,” ujar Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si, Sekretaris Direktorat Kemahasiswaan UGM, dalam diskusi Pojok Bulaksumur bertema UGM Mengawal Pemilu, Jumat (7/2).
Untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu di TPS khusus ini menurut Hempri juga sudah dibentuk KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) yang berjumlah 63 dan semuanya adalah mahasiswa. Sementara untuk linmas masing-masing TPS akan ditempatkan 2 orang hasil kerja sama dengan Kelurahan Catur Tunggal.
Terkait kesiapan ini juga sudah dibentuk Tim Pengawas independen yang akan ditempatkan di masing-masing TPS Khusus. Jumlah Pengawas Independen yang akan diterjunkan sejumlah 36 mahasiswa dan setiap TPS Khusus ada 4 pengawas.
Menurut Hepri jumlah pengawas khusus ini merupakan hasil seleksi dari pendaftar sebanyak 273 mahasiswa. Sebanyak 273 pendaftar lolos administrasi sebanyak 235 mahasiswa dan hasil seleksi akhir yang diterima 36 mahasiswa.
“Antusias mahasiswa menjadi pengawas independen yang dibentuk oleh UGM memang luar biasa. Mereka memiliki motivasi tinggi untuk menjaga demokrasi agar berjalan dengan baik, dan sebelum terjun ke lapangan mereka juga telah mendapatkan arahan dan pembekalan dari Bawaslu DIY,” terangnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si, menyatakan TPS Khusus merupakan upaya memfasilitasi para mahasiswa yang kebetulan tidak bisa pulang ke daerah asal dan bisa memanfaatkan itu. Menurutnya, TPS Khusus bukan semata-mata menghadirkan para mahasiswa di TPS dan memanfaatkannya tetapi lebih banyak menjadikan TPS Khusus sebagai arena pendidikan politik.
“Karena selain memilih, mereka ikut terlibat menjadi petugas, dan ada yang menjadi pengawas sehingga dengan cara seperti itu kita akan membuat TPS Khusus sebagai media yang yang punya makna pembelajaran,” ucapnya.
Tidak hanya untuk mahasiswa UGM, TPS Khusus juga untuk mahasiswa-mahasiswa dari perguruan tinggi sekitar yang kebetulan tidak memenuhi kuota untuk mendirikan TPS Khusus. TPS Khusus ini merupakan TPS inklusif karena tercatat dua belas perguruan tinggi yang tergabung di antaranya Poltekesyo, STIKes Panti Rapih, STPMD Yogyakarta, STIM YKPN, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta, UII, UPN Veteran Yogyakarta dan lain-lain.
Dengan TPS Khusus ini, kata Arie Sujito, universitas memiliki tanggung jawab secara moral untuk pemilu yang sehat, bersih, tidak ada keculasan, dan tidak ada politik uang. TPS Khusus ini juga menjadi ajang untuk membuktikan teori dan hipotesis bahwa perguruan tinggi mampu menyelenggarakan pemilu jujur dan adil. sehingga 9 TPS Khusus di UGM ini sebagai eksperimen.
Bagi Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi, Ph.D, TPS Khusus dinilainya sebagai inisiatif UGM untuk menjaga kualitas demokrasi dari sisi akar rumput. Karena pada akhirnya yang paling penting adalah kualitas demokrasi yang harus dijaga betul dari sisi hulu.
“Paling hulunya yaitu suara rakyat. Bahwa suara rakyat siapapun bisa terfasilitasi secara optimal dan ini saya kira merupakan pesan sangat kuat dari UGM yang mencoba untuk memastikan setiap pemilih meskipun satu orang bisa difasilitasi secara optimal,”katanya.
Penulis : Agung Nugroho
Fotografer : Donnie