Yogya, KU
DIY ditetapkan sebagai pusat unggulan regional (Regional Centre Expertise) dalam hal penanganan bencana. Penetapan pusat unggulan merupakan salah satu 13 pusat unggulan yang baru terbentuk di dunia. Penunjukan DIY sebagai pusat unggulan ditetapkan di Penang, Malaysia bulan Agustus 2007 lalu oleh UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan dan kebudayaan) bekerjasama dengan UNEP (Program Lingkungan PBB) yang dikoordinatori United Nations University (UNU).
. “Atas perjuangan UGM akhirnya DIY ditetapkan jadi pusat unggulan Regional dari 13 pusat unggulan yang baru terbentuk di dunia. Sebelumnya, di Pennang hanya usulan UGM yang diterima untuk menjadikan Jogja sebagai RCE,†ujar Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi, M.Eng, Ph.D kepada wartawan dalam acara buka bersama dengan Rekan Fortakgama, Rabu sore (3/10) di Kampus UGM.
Menurut Sudjardwadi, dengan masuknya DIY dalam 13 pusat unggulan baru ini, berarti DIY tergabung dalam 39 pusat unggulan yang berbasis regional yang ada di dunia yang memiliki spesifikasi berbeda.
Sudjarwadi menambahkan, terpilihnya DIY karena dinilai memiliki kemampuan dalam mengurusi urusan kebencanaan, sehingga penunjukan ini merupakan sesuatu yang dibanggakan masyarakat DIY dan bangsa Indonesia.
“RCE ini bisa dijadikan bibit untuk menjadikan masyarakat menuju knowledge society (masyarakat yang berbasis pengetahuan),†katanya.
Sudjarwadi menegaskan, selama ini cara-cara penanganan bencana di DIY telah diakui dan mendapat pujian dari banyak negara di dunia,
Sementara Prof Dr Retno Sunarminingsih, MSc Apt yang terlibat dalam upaya memperjuangkan DIY sebagai pusat unggulan regional menegaskan bahwa perjuangan untuk menetapkan DIY sebagi salah satu dari 13 pusat unggulan terbaru di dunia sangatlah tidak mudah. Menurut Retno, agar bisa lolos setidaknya ada tiga persyaratan yang mesti dipenuhi, yakni pertama pusat unggulan tersebut merupakan satu-satunya pusat unggulan yang pernah ada. Kedua, pusat unggulan ini harus melakukan education sustainable for development. Ketiga, pusat unggulan ini mempunyai track record tentang penanganan bencana tersebut
“Dari 39 pusat unggulan regional yang ada, tidak boleh sama karena kepakarannya harus berbeda, DIY cukup bagus menjadi contoh di dunia dalam program penanganan bencana dan diakui sebagai yang tercepat di dunia,†kata wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM ini.
Dengan adanya RCE ini, lanjut Retno, maka DIY sebagai kawasan (region) (kawasan) sedangkan kepakarannya (expert) dari UGM melalui program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM).
“Melalui KKN PPM ini dilakukan pemberdayaan masyarakat, melalui RCE ini akan dikenal sebagai centre for community empowerment termasuk manajemen disaster, pemberdayaan UMKM, kesehatan ibu dan anak,“ ujarnya.
Diakui Retno, kegiatan RCE ini nantinya melibatkan kerjasama dengan empat kabupaten dan kotamadya di Yogyakarta. Di setiap kabupaten akan didirikan Community Empowerment Centre (CEC) yang memiliki basis hingga ke tingkat kecamatan. (Humas UGM).