• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Bantuan Sosial Jelang Pemilu Mempengaruhi Perilaku Pemilih

Bantuan Sosial Jelang Pemilu Mempengaruhi Perilaku Pemilih

  • 26 May 2014, 13:36 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3351
Bantuan Sosial Jelang Pemilu Mempengaruhi Perilaku Pemilih

YOGYAKARTA – Bantuan sosial yang diberikan atas nama program penanggulangi kemiskinan umumnya kerap digelontorkan pemerintah di hampir semua negara menjelang Pemilu. Dengan harapan, bantuan tersebut bisa memobilisasi dan mempengaruhi perilaku pemilih untuk memilih partai dari pemerintah yang berkuasa. Kendati setiap kebijakan tidak lepas dari kepentingan politik. Namun begitu, kebijakan pemberian bantuan sosial jelang pemilu dianggap kurang etis sehingga perlu dievaluasi atau ditunda setelah Pemilu selesai dilaksanakan.

Mulyadi Sumarto, Ph.D., pengajar Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, FISIPOL UGM, mengatakan fenomena pemberian bantuan perlindungan sosial berupa bantuan tunai marak diterapkan pemerintah di negara-negara Amerika Latin sejak 20 tahun terakhir. Namun begitu, bantuan tersebut diberikan dengan syarat bahwa benar-benar diperuntukan untuk keperluan membiayai pendidikan dan kesehatan. Berbeda dengan Indonesia, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang pernah dikucurkan pada tahun 2005 dan 2009 memiliki tingkat urgensi, maksud, dan tujuan berbeda. “Dari sisi urgensi, program BLT tahun 2005 dan 2009 berbeda,” kata Mulyadi dalam peluncuran dan bedah buku Perlindungan Sosial dan Klientelisme: Makna Politik Bantuan Tunai dalam Pemilihan Umum yang berlangsung di FISIPOL UGM, Senin (26/5).

Mulyadi yang sekaligus penulis buku yang diluncurkan tersebut menegaskan, pemberian BLT pada 2009 sebetulnya tidak perlu dilakukan. Pasalnya tidak ada kenaikan harga BBM padahal selama ini BLT dikaitkan sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga BBM. Bahkan sebaliknya, harga BBM justru diturunkan oleh Pemerintah. Tidak hanya itu, angka inflasi pada saat itu merupakan yang terendah dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. “Tahun itu tidak terjadi kesulitan ekonomi, dilihat dari tujuan, itu (BLT-red.) tidak relevan lagi,” katanya.

Berbeda pada tahun 2005, imbuhnya, BLT memang sangat diperlukan karena tingkat inflasi cukup tinggi. Didahului sebelumnya ada kenaikan harga BBM sehingga BLT merupakan bantuan kompensasi dari kenaikan harga BBM yang memiliki dampak bagi kemampuan daya beli masyarakat miskin.

Mulyadi menengarai, pemberian bantuan BLT pada 2009 memiliki muatan politis. Salah satunya untuk memobilisasi suara pemilih untuk memilih partai yang berkuasa dengan cara melaksanakan program populis. “Apalagi pelaksanaannya berlangsung selama 19 bulan, hingga menjelang pilpres,” tuturnya.

Prof. Edward Aspinall, Ph.D., peneliti Australian National University (ANU), mengatakan masyarakat seharusnya berpikir kritis terhadap manfaat dari sebuah bantuan yang diberikan pemerintah. “Bagi saya secara umum, BLT bagian dari politik problematis yang sangat sarat manipulasi,” tukasnya.

Meski Edward mengakui setiap kebijakan memang selalu ada kepentingan politik di belakangnya karena hal ini terkait dengan persaingan partai politik dalam memenangkan pemilu. Bahkan kebijakan penggelontoran dana bantuan jelang pemilu ini terjadi di hampir semua negara bukan hanya di Indonesia. “Di Australia, menjelang pemilu, pemerintah selalu paling royal. Namun ketika baru terpilih mereka sangat pelit mengeluarkan anggaran, untuk biaya subsidi dan biaya tunjangan justru dikurangi,” paparnya.

Pengajar Komunikasi Fisipol UGM sekaligus Direktur Lembaga Survei Indonesia, Dodi Ambardi, Ph.D.,  menyebutkan ada 12 jenis program perlindungan masyarakat miskin yang diterapkan oleh pemerintah seperti PNPM atau Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, Raskin, dan BLSM. Bantuan sosial semacam ini diakui Dodi bisa mempengaruhi perilaku pemilih menjelang pemilu. Dia menyebutkan dari hasil survei yang dilakukan LSI pada 2009 pada responden yang kebetulan menerima BLT menegaskan mereka cenderung memilih partai atau capres yang memberikan dana bantuan yang sudah mereka dapatkan. “Korelasi yang sangat kuat, mereka yang menerima BLT, cenderung memilih partai pemerintah,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Sosialisasi Pemilu kepada Pemilih Pemula di DIY Tidak Maksimal

    Wednesday,12 March 2014 - 12:25
  • Generasi Muda Penentu Kemenangan Pemilu 2014

    Monday,04 November 2013 - 14:32
  • Fenomena Golput, Ketidakpercayaan Pada Partai Politik dan Figur Kandidat

    Friday,04 July 2008 - 9:56
  • Mahasiswa Diminta Jadi Pemilih Cerdas Dalam Pemilu 2019

    Friday,01 March 2019 - 15:34
  • Sistem Pemilihan Legislatif Sulit Diterapkan di Kalangan Pemilih Pedesaan

    Thursday,08 January 2009 - 11:57

Rilis Berita

  • Terancam Punah, Yayasan KEHATI, OIC, dan The Body Shop Gelar Roadshow Peduli Orangutan di UGM 26 March 2023
    Awal bulan Novermber 2017 lalu, peneliti menemukan spesies baru orangutan di Sumatera U
    Satria
  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual