![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/05061414019511491827465373-719x510.jpg)
Pendidikan seks penting dilakukan dalam proses tumbuh kembang anak untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan seksual pada anak. Anak-anak diajarkan bagimana menghargai tubuhnya sendiri maupun menghormati tubuh orang lain. Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang menganggap tabu berbicara tentang seks dengan anak.
“Banyak orang tua yang masih menganggap tabu dan kelu bicara seks. Ditambah lagi sistem pendidikan Indonesia belum memasukan pendidikan seks dalam kurikulum pengajaran sehingga anak tidak memiliki pengetahuan yang cukup terhadap diri sendiri dan bahaya seksual yang mungkin timbul,” kata M.R. Al Reno, mahasiswa penggagas komik eduksi interaktif pencegah kejahatan seksual, Jumat (6/6) saat berbincang dengan wartawan di Ruang Fortakgama UGM.
Dalam beberapa waktu terakhir terkuak berbagai kasus tindak kejahatan seksual yang menimpa anak-anak. Komnas Perlindungan Anak menyebutkan pada tahun 2012 terdapat sekitar 1.383 pengaduan kasus kekerasan anak. Jumlah tersebut meningkat sepanjang 2013 menjadi 3.023 kasus. Dari jumlah tersebut 58 persen kasus merupakan tindak kejahatan seksual pada anak dengan berbagai modus seperti bujuk rayu dan tipuan, iming-iming, pemberian obat penenang, penculikan, dan penyekapan.
Melihat fenomena tersebut ia bersama dengan keempat rekannya Jayanti Ayu K, serta Fadiah N A, Armita Sharfina, dan M. Ibnu Hakim tergerak untuk ikut memikirkan bagaimana membantu menyampaikan pendidikan seks pada anak dengan cara yang tepat. Lahirlah sebuah komik Sintas The Brave, yang disusun sesuai dengan usia dan tahap perkembangan psikologis anak mulai TK hingga SMA.
“Kami memilih komik karena bentuknya sederhana, mudah dipahami, dan disukai anak-anak,” jelas mahasiswa Fakultas Kedokteran angakat 2011 ini.
Komik Sintas The Brave diterbitkan dalam tiga edisi yaitu untuk anak usia TK dan SD, SMP, serta SMA. Dalam Sintas The Brave edisi strater anak-anak diajak belajar mengenal bagian tubuhnya sendiri. Selain itu juga belajar mengenal perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Juga bagaimana menolak berbagai modus tindak kejahatan seksual seperti bujuk rayu, iming-iming, dan obat bius.
“Saat ini kami baru menerbitkan 300 eksemplar edisi starter untuk anak usia TK hingga SD. Nantinya juga akan diterbitkan untuk anak usia SMP yang menekankan pada proses pubertas. Sedangkan untuk anak SMA akan lebih banyak dikenalkan pembelajaran bagimana mengontrol perasaan pada lawan jenis dan pengetahuan mengenai penyakit menular seksual,” urainya.
Ditambahkan Jayanti komik Sintas The Brave disusun dengan mengadaptasi silabus pendidikan seks di sejumlah negara antara lain Jepang dan Australia. Disamping itu juga dari berbagai buku parenting yang materinya disesuaikan dengan budaya Indonesia.
“Materinya mengadopsi dari silabus pendidikan seks di Jepang dan Australia tetapi sudah disesuaikan dengan kultur masyarakat kita,” ujarnya.
Komik Sintas The Brave edisi starter dijual dengan harga Rp 30 ribu. Pemasaran sementara dilakukan secara langsung dengan menyasar sejumlah SD di Yogyakarta. Namun bagi Anda yang berminat dapat langsung memesan dengan mengunjungi twitter@komiksintas atau facebook.com/komiksintas.
“Contoh komik kami bisa dilihat di bit.ly/komiksintas, silahkan untuk dikunjungi” ajaknya. (Humas UGM/Ika)