![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/0906141402300328909014314-765x510.jpg)
Universitas Gadjah Mada memperingati hari lingkungan hidup. Dalam peringatan itu, KP4 UGM menyerahkan ratusan pohon dan melepas puluhan burung Kutilang.
Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Prof. Dr. Suratman, M.Sc, mengatakan ancaman bumi adalah ancaman bagi manusia. Dengan jumlah penduduk dunia hampir mencapai 10 miliar; pangan, tempat, dan air akan saling diperebutkan. Sementara, jalan-jalan mulai padat dan pohon-pohon mulai berkurang.
“Kita semakin terdesak, karenanya lingkungan harus kita jaga”, ujar Suratman, di KP4 UGM belum lama ini.
Dikatakannya, bumi merupakan lumbung kehidupan, lumbung air, bumi lumbung flora fauna, bumi lumbung budaya dan ilmu pengetahuan untuk kehidupan. Bumi merupakan pewarisan agar generasi hidup.
“Karenanya Tema Bumi biru, membangun lingkungan, untuk kehidupan bermartabat menjadi tepat untuk peringatan hari lingkungan hidup kali ini,” imbuhnya.
Velia Salim, Wakil Direktur BNI 1946 yang turut mensupport peringatan Hari Lingkungan Hidup di KP4 UGM mengungkapkan paradigma-paradigma baru dari egosentism ke ekosentrism menjadikan nilai-nilai luhur perlu dimunculkan kembali, dimana tidak ada perbedaan yang terkotak-kotak, antara lingkungan hidup dan manusia dengan planetnya. Dengan kandungan 97 persen berupa air di planet bumi, BNI tergerak untuk masalah green banking yang kini tengah bergerak mengarah bion blue banking.
“Dengan demikian kami juga memiliki perhatian terhadap water management. Karena, kita tahu energi dan air adalah faktor penggerak utama dalam berkehidupan. Saya ingin mengingatkan rakan-rekan mahasiswa terutama, untuk menatap apa yang sedang berlangsung dengan tren-tren global juga tren-tren yang berlangsung di Indonesia saat ini,” kata Velia.
Sementara itu Prof. Dr. Ir. Cahyono Agus Dwikoranto, M.Sc selaku Kepala KP4 UGM mengungkapkan, eksploitasi yang berlebihan telah mengakibatkan bumi mengalami kerusakan hebat. Sehingga lingkungan dan kehidupan penghuni bumi ikut menjadi rusak. Padahal, bumi merupakan satu-satunya planet kecil dari gugusan planet tata surya, yang mampu sebagai tempat hidup bagi seluruh mahluk hidup di jagat raya ini.
“Kerusakan bumi sudah sangat kita rasakan secara nyata, namun belum memberikan kesadaran kolektif, holistik, integratif dan komprehensif. Karena itu, perlu mitigasi bersama dan terpadu serta menyeluruh sehingga bukan hanya untukkepentingan sendiri yang justru merusak kepentingan bersama,” paparnya.
Tampak hadir dalam peringatan hari lingkungan Kepala Staf Korem 072, Kol. Inf. Hardian Ahmad; Direktur Green Network Indonesia (GNI), Dr. Transtoto Handadari; Kepala BLH Kota Yogyakarta, Irfan Susilo, S.H.; Camat Berbah, Sleman, BNI 1946 dan jajarannya, mahasiswa dan masyarakat Kalitirto. (Humas UGM/ Agung)