• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Teliti Rehabilitasi Lahan Gambut, Yunarita Raih Doktor

Teliti Rehabilitasi Lahan Gambut, Yunarita Raih Doktor

  • 27 Juni 2014, 13:50 WIB
  • Oleh: Agung
  • 6777
Teliti Rehabilitasi Lahan Gambut, Yunarita Raih Doktor

Kegiatan penggunaan lahan gambut yang tidak dikelola secara bijaksana menjadi sumber kerusakan hutan gambut yang berakibat pada kerugian sosial ekonomi dan budaya masyarakat di sekitarnya, maupun bagi lingkungan yang lebih luas. Seperti pada Proyek Pengembangan Lahan Gambut (PLG) satu juta hektar untuk pertanian di Kalimantan Tengan tahun 1995.

Dengan pembuatan drainase yang membelah kubah gambut telah menimbulkan kerusakan hutan gambut yang luar biasa. Proyek PLG akhirnya dihentikan berdasar Keppres No. 80 tahun 1998. Untuk menangani kawasan eks PLG ini pemerintah mengeluarkan Keppres No. 80 tahun 1999 tentang Pedoman Umum Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan PLG di Kalimantan Tengah.

"Salah satu sasaran Keppres tersebut adalah penyiapan konsep rehabilitasi kawasan eks PLG dengan titik berat pada upaya pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi-potensi dalam kawasan," kata Ir. Yanarita., MP, di Fakultas Kehutanan UGM, Jum'at (27/6).

Disebutkan Yunarita, dikeluarkannya Inpres No. 2/2007 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Revitalisasi Kawasan eks PLG di Kalimantan Tengah memberi alternatif yang dapat dilakukan untuk merehabilitasi kawasan tersebut. Diantaranya membangun kembali hutan alam dengan permudaan alami, membangun perkebunan rakyat dan membangun hutan rakyat.

"Berdasar keputusan Dirjen RLPS No. 028/KPTS/V/2001 tertanggal 17 Juli 2001, maka yang dimaksud dengan hutan rakyat adalah suatu lapangan pertumbuhan pohon-pohon di atas hak milik maupun hak lainnya dengan ketentuan luas minimal 0,25 hektar dan ditandai dengan penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan lebih dari 50 persen dan atau tanaman tahun pertama minimal 500 batang pohon per hektar," papar dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya saat mempertahankan desertasi "Strategi Pembangunan Hutan Rakyat Untuk Reahabilitasi Lahan Gambut di Kalimantan Tengah" dalam promosi terbuka Program Doktor Bidang Ilmu Kehutanan UGM.

Dikatakan Yunarita, hutan rakyat pada dasarnya bukan hal baru dalam hidup keseharian masyarakat dengan berbagai sebutan yang berbeda-beda. Misalnya, di Jawa disebut talun, di Kalimantan Barat tembawang, dan di Krui Lampung disebut rempong damar.

Sedangkan, di PLG Kalimantan Tengah juga ditemui hutan rakyat dari budidaya tanaman berkayu yang oleh masyarakat lokal disebut kabun. Umumnya, kabun ini merupakan rotasi perladangan yang didominasi oleh tanaman karet (Hevea brasilliensis) bercampur dengan tanaman jenis buah-buahan seperti rambutan (Nephelium mutabile), durian (Durio zibentinus), cempedak (Arthocarpus sp.), duku (Lansium domesticum corr.), petai (Parthia speciosa), dan lain-lain.

Yunarita menjelaskan, rakyat sebenarnya telah memanfaatkan kawasan gambut dengan menggunakan pola tanam yang mereka aplikasikan sesuai dengan karakteristik lahan yang dihadapinya. Bahkan kawasan gambut eks PLG Kalimantan Tengah juga untuk daerah tujuan transmigrasi sebagai upaya untuk pengembangan wilayah.

"Sehingga mereka yang memiliki keahlian bertani di daerah asalnya, memanfaatkan kawasan gambut menggunakan pola tanam tetapi dengan menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.  Sayang informasi pengelolaan hutan rakyat di kawasan gambut ini sangat terbatas. Sementara pemanfaatan lahan gambut untuk hutan rakyat dalam pengolahannya berbeda dengan pengolahan lahan hutan rakyat di lahan mineral", katanya.

Menurut Yunarita, pengolahan lahan untuk kegiatan penanaman di habitat gambut relatif  lebih sulit dibandingkan lahan mineral. Hal ini disebabkan di habitat gambut kurang subur (miskin hara), sifat kemasaman yang tinggi (pH 3-5), ketebalan  gambut yang sangat bervariasi dari yang dangkal sampai yang dalam, kondisi dan tingkat pelapukan serta penggenangan air akan memberikan perlakuan yang bermacam-macam dari teknik penyiapan lahan, teknik penanaman maupun pemeliharaan.

"Oleh karena itu, hutan rakyat yang dibangun masyarakat lokal dan transmigran di kawasan gambut eks PLG tetap menjadi kajian yang menarik untuk menyiapkan konsep strategis rehabilitasi kawasan lahan gambut eks PLG Kalimantan Tengah yang telah mengalami kerusakan," ungkapnya. (Humas UGM/Agung)

Berita Terkait

  • Edi Raih Doktor Usai teliti Dampak Pembendungan Kanal

    Wednesday,21 August 2013 - 15:56
  • Kaji Kimia Air Gambut, Zafrullah Raih Doktor

    Thursday,16 April 2015 - 14:41
  • Raih Doktor Usai Teliti Metode Identifikasi Lahan Gambut Terdegradasi

    Friday,05 August 2022 - 7:07
  • UGM Jalin Kerja Sama dengan Badan Restorasi Gambut

    Friday,27 May 2016 - 13:08
  • Lahan Gambut Berperan dalam Mengurangi Pemanasan Global

    Monday,27 August 2007 - 12:27

Rilis Berita

  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti
  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung
  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual