YOGYAKARTA – Fakultas Biologi UGM baru-baru ini tengah melakukan pengembangan pemanfaatan gumuk pasir untuk kegiatan pertanian produktif di daerah kawasan pesisir. Daerah yang menjadi lokasi kegiatan adalah Pantai Bocor, Dusun Kaung, Setrojenar, Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah. Ketua tim riset, Dr. Purnomo, M.S. mengungkapkan, lingkungan di sekitar gumuk pasir harus dijaga kelestarianya. Salah satu caranya ialah dengan menanam pohom cemara udang sebagai tanaman vegetasi di kawasan pesisir. Apalagi kondisi Pantai Bocor mengalami kondisi vegetasinya mulai rusak dan dikhawatirkan kelestariannya. “Penanaman vegetasi pantai ini bertujuan untuk melindungi keberadaan gumuk pasir,” jelas Ketua Program Pascasarjana Fakultas Biologi UGM tersebut, Senin (30/6).
Aksi penanaman dan penyuluhan ini melibatkan sekitar 30 orang petani yang tinggal di sekitar pantai. Mereka diberikan pemahaman akan pentingnya menjaga vegetasi di sekitar pantai. Selain itu, petani juga dibekali dengan teknologi budidaya melon yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan benih unggul dan sumber daya hayati disekitarnya. “Mereka kita kenalkan beberapa jenis umbi-umbian yang dapat ditanam di sekitar rumah masyarakat,” paparnya.
Lebih jauh Purnomo menambahkan, potensi umbi-umbian lokal dapat dijadikan alternatif tanaman pangan sekaligus tanaman hias di halaman rumah. Potensi umbi-umbian dapat sangat besar karena selain dapat dikonsumsi langsung dapat juga dijadikan tepung untuk diolah menjadi berbagai macam makanan.
Peneliti gumuk pasir, Dr. Tjut S. Djohan, M.Sc., mengatakan gumuk pasir selain potensial sebagaian lahan pertanian namun juga keberadaanya dapat melindungi dari bahaya tsunami karena mampu mereduksi tinggi gelombang dan arus hingga 50%. Sementara peneliti buah melon, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc menyampaikan budidaya melon ramah lingkungan bisa dijadikan alternatif yang menguntungkan tanpa merusak lingkungan.
Suraji, Kepala Dusun Kaung, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Universitas Gadjah Mada khususnya Fakultas Biologi. Menurutnya kegiatan penyuluhan semacam ini dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya gumuk pasir. Selain itu kegiatan penanaman cemara udang dapat kembali mempertahankan keberadaan gumuk pasir. Oleh karena itu, kata Suraji, masyarakat mengharapkan kegiatan seperti ini terus terjalin dalam jangka panjang. (Humas UGM/Gusti Grehenson)