Yogya, KU
Pakar hubungan internasional UGM Prof Dr Amien Rais, MA mengecam tradisi melenyapkan tokoh politik di Pakistan setelah terbunuhnya tokoh politik dan mantan perdana menteri Benazir Bhutto kemarin. Menurutnya, peristiwa ini akan menjadikan Pakistan dalam posisi yang semakin sulit. Bahkan tidak menutup kemungkinan negara tersebut akan mengalami kekacauan.
Ditambahkan Amien, sebelum Benazir Bhutto dibunuh saja, kondisi negara ini sudah penuh dengan masalah. Selain konflik dengan India terkait soal khasmir yang tidak pernah selesai, negara ini juga terus-menerus harus menghadapi gempuran Taliban yang semakin militan.
“Saya khawatir dalam waktu dekat situasi Pakistan akan lebih semrawut sampai didapat siapa pelaku pembunuhan, maka saling tuduh dan saling curiga akan melemahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat Pakistan.†kata Amien kepada wartawan usai sholat Jumat di Balairung UGM, Jumat (28/12).
Amien juga secara tegas mengutuk apa yang terjadi terhadap pimpinan oposisi tersebut. Menurutnya seorang tokoh demokrasi dilenyapkan begitu saja oleh seorang teroris yang pasti akan sangat menghambat pengembangan demokrasi di Pakistan.
Namun di sisi lain, kejadian ini memunculkan teka-teki besar. Musharraf seorang militer yang dekat dengan Amerika ternyata tidak menjamin bisa demokratis.
“Malah biasanya pemimpin yang dekat dengan amerika dipelihara tetap otoriter, otokrat dan tetap tidak mendengar jeritan rakyatnya,†kata ketua Majelis Wali Amanat UGM ini.
Amien menambahkan krisis yang terjadi di Pakistan tidak akan berpengaruh dengan situasi Indonesia . Bahkan menurutnya, jika berkaca apa yang terjadi di negara tersebut, meski demokrasi Indonesia sejauh ini belum juga memuaskan setidaknya lebih baik dibanding Pakistan .
“Setidaknya tidak ada tradisi melenyapkan tokoh politik dengan cara pengecut seperti itu,†kata Amien. (Humas UGM/Gusti Grehenson)