YOGYAKARTA – Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc., mengajak segenap komponen bangsa untuk mendukung dan mempercayakan lembaga Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam mengumumkan pemenang pilpres pada 22 Juli nanti. Pengumuman tersebut tidak hanya menentukan siapa calon pemimpin nomor satu di Republik ini, namun juga mengantarkan proses pergantian kepemimpinan nasional di Indonesia semakin lebih demokratis. Oleh karena itu, kata Pratikno, apabila ada pihak atau oknum yang ingin mengintimidasi KPU lewat pengerahan massa, ia berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera menindak tegas. “Kalau sampai ada pihak yang ingin mencemari demokrasi, potensial melakukan kekerasan, Presiden wajib menjadi orang pertama menghadangnya,” kata Pratikno kepada wartawan saat menyampaikan ‘Harapan dan Dukungan UGM bagi Negarawan’ pada acara buka puasa bersama di gedung University Club UGM, Kamis (17/7).
Menurut Pratikno, meski terjadi pro dan kontra di tingkat masyarakat terhadap perbedaan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei terkait pilpres lalu, namun menurutnya tetap tidak sampai meruntuhkan kepercayaan publik terhadap KPU yang dianggap paling berwenang dalam mengumumkan hasil resmi pilpres.”Kita wajib mendukung legitimasi KPU,” ujarnya.
Khusus, pada dua calon presiden dan wakil presiden, Pratikno menganggap mereka adalah calon negarawan. Oleh karena itu, pasca pengumuman hasil pilpres 22 Juli nanti, dia berharap kedua capres dan cawapres tersebut lebih mementingkan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi dan kelompok. “Sebagai negarawan, maka harus siap kalah dan siap menang. Saya percaya para politisi kita, begitu selesai bertengkar, pasti keluar juga (sikap) bijaknya,” tandasnya.
Pratikno juga sempat menyinggung, pasca dua windu reformasi, masyarakat sudah mengalami pendewasaan dalam berpolitik. Proses demokratisasi yang kini tengah berjalan jangan sampai mengalami kemunduran lantaran ada pihak yang belum mau secara legowo menerima kekalahannya. “Terlalu besar pengorbanan bangsa ini. Karena kita sekarang ini sudah masuk era kompetisi dan globalisasi, seharusnya kita sudah selesai untuk urusan seperti itu,” tegasnya.
Selain mendukung KPU, Pratikno kembali mengajak semua komponen masyarakat untuk tetap menjaga situasi tetap tenteram, aman dan damai sehingga keutuhan NKRI tetap terjaga. Meski saat pelaksaan pilpres lalu, tidak sedikit elemen masyarakat yang menjadi partisan politik. “Ini pelajaran perjalanan demokrasi kita karena ada lembaga survei, pengamat, media massa, bahkan akademisi yang ikut menjadi partisan. Bukan lagi kompetisi head to head capres dan cawapres tetapi berbagai pihak menjadi partisan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)