UGM melalui Fakultas Pertanian terus memperkuat kerja sama dengan Gifu University, Jepang. Bentuk kerja sama tersebut diwujudkan dengan terbentuknya “International Consortium of Universities in South and Southeast Asia Region for the Doctoral Education on the Agricultural Science and Biotechnology (IC-U12)”, Juli 2013.
Salah satu koordinator konsorsium, Prof. Dr. Ir. Siti Subandiyah, M.Agr.Sc. menuturkan kerja sama UGM dengan Gifu University dirintis pada Agustus 2012 dengan ditandatanganinya MoU antara kedua belah pihak. Beberapa kesepakatan yang terjalin dalam kerja sama itu antara lain pertukaran peneliti baik mahasiswa dan dosen.
“Selain itu juga kerja sama dalam berbagai temu ilmiah, konferensi dan seminar,”papar Siti, Rabu (23/7) di UGM.
Siti menambahkan setelah MoU di tingkat universitas ditanda tangani, kesepakatan berlanjut antara Dekan the United Graduate School of Agricultural Science, Gifu University, Prof. Fumiaki Suzuki dengan Dekan Fakultas Pertanian UGM, Dr. Jamhari untuk berpartisipasi dalam “Consortium of the Doctoral programs in Agricurtural Science and Biotechnology in South Asian area”.
Menurut Siti anggota konsorsium tersebut meliputi Gifu University, University of Dhaka, Asam University, Indian Institute of Guwahati, Universitas Andalas, Universitas Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Shizuoka University, Kasetsart University, Chulalongkorn University, dan Hanoi University of Science and Technology.
“Kebetulan dari Indonesia ada empat perguruan tinggi yang terlibat,”kata Siti yang telah ditunjuk Fakultas Pertanian sebagai profesor tamu di Gifu University.
Tindak lanjut konsorsium tersebut yaitu akan diadakannya diskusi meja bundar di Gifu University, 4-6 Agustus 2014 mendatang dengan mengundang semua anggota konsorsium. Dari UGM nantinya akan diwakili Prof. Siti Subandiyah dan Dr. Rarastoeti Pratiwi, Sekretaris Program Studi Bioteknologi, Program Pascasarjana Multidisiplin UGM.
Dengan konsorsium tersebut diharapkan akan memberikan kemudahan bagi para dosen dan mahasiswa S3 di bidang Pertanian dan Bioteknologi untuk bisa memanfaatkan kesempatan memperluas wawasan kerjasama, menggunakan fasilitas pendidikan dan penelitian anggota konsorsium 12 universitas tersebut.
Siti menjelaskan peraturan baru DIKTI bagi kelulusan program S3 diharuskan sudah mempublikasi hasil riset disertasinya pada jurnal internasional. Keberadaan konsorsium tersebut akan membantu pencapaian publikasi di jurnal internasional melalui kerjasama riset disertasi bagi mahasiswa-mahasiswa S3 dari Indonesia.
“Dengan tingginya biaya riset di bidang bioteknologi maka dengan berbagi fasilitas, sumber dana, dan keahlian diantara anggota konsorsium akan saling menguntungkan dan meningkatkan kemajuan bersama,”pungkas Siti (Humas UGM/Satria)