YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada mewisuda 973 lulusan pascasarjana yang terdiri 871 lulusan master, 62 spesialis, dan 40 doktor. Dengan lama studi rata-rata 2 tahun 6 bulan untuk jenjang S2, 4 tahun 7 bulan untuk spesialis dan 5 Tahun 8 bulan untuk jenjang doktor. Waktu studi tersingkat jenjang S2 diraih Ahmad Rayyan Muclis dari Magister Ekonomi Pembangunan yang lulus dalam waktu 1 tahun 3 bulan. Sementara Sukarno dari prodi Ilmu Humaniora menjadi lulusan tercepat di jenjang S3.
Adapun lulusan termuda untuk jenjang S2 diraih oleh Nurbetha Hijrah Rahmadi dari prodi Teknik yang lulus pada usia 21 tahun 11 bulan. Sedangkan untuk jenjang S3 diraih oleh Imam Riadi dari prodi Ilmu Komputer yang berhasil menyandang gelar doktor pada usia 34 tahun.
Nilai Indeks prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk jenjang S2 adalah 3,59, sementara untuk spesilais 3,62 sedangkan IPK rata-rata untuk S3 adalah 3,75. Di wisuda kali ini, jumlah lulusan cumlaude untuk jenjang S2 sebanyak 217 orang, sedangkan untuk S3 sebanyak 11 orang. Lulusan yang meraih IPK 4,00 sebanyak 14 orang. Di antara para pemilik IPK 4,00 dan berhasil lulus tercepat diraih Muhammad Tauhid Nursalim dari prodi Sain Veteriner FKH UGM dan Wijanarka dari prodi Biologi.
Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., menegaskan UGM akan terus mengorbitkan alumni yang berprestasi dalam berbagai bidang profesi yang ditekuninya sehingga bisa memberikan kontribusi bagi kepentingan dan kemajuan bangsa. Menurutnya, tidak cukup menghasilkan para alumni yang hebat namun perlu didukung pemberian kesempatan bagi mereka untuk mengaktualisasi diri. “Ibaratnya, jika kita ingin meluluskan penari yang hebat, bangsa ini juga harus menyediakan panggung, karena jika tidak ada panggung, tentu mereka juga tidak akan pernah menari,” kata Rektor pada pidato sambutannya di Grha Sabha Pramana, Kamis (14/8).
Rektor juga sempat menyinggung bahwa Indonesia akan memasuki era keterbukaan pasar dengan diberlakukannya Asean Single Community tahun depan, menurutnya sangat penting bagi pemerintah dalam menelorkan kebijakan-kebijkan cerdas menyediakan kesempatan yang lebih luas bagi anak bangsa. “Karena itu, UGM berkomitmen bukan semata menciptakan individu yang hebat tapi terus mengawal perjalanan bangsa ini untuk menjadi bangsa yang bermartabat dan menyediakan panggung yang cukup bagi anak-anak bangsa dalam memenangkan kompetisi global,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)