YOGYAKARTA – Sedikitnya 14 pemuda asal Malaysia dan 5 pemuda asal Timor Leste diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM. Kesembilan belas mahasiswa asing tersebut masuk dalam daftar 200 mahasiswa baru yang diterima FKH UGM tahun ini. Dekan FKH Dr. drh. Joko Prastowo, mengatakan jumlah mahasiswa asing yang diterima tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya. Diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat seiring dengan akan dibukanya kelas internasional Prodi Kedokteran Hewan UGM. “Kita akan mempersiapkan kelas internasional, dalam waktu dekat kita akan memperbaiki kualitas layanan dan mutu akademik lewat proses akreditasi Asean University Network,” kata Joko usai membuka rangkaian kegiatan Dies FKH ke-68 di depan selasar FKH UGM, Jumat (15/8).
Lewat perbaikan layanan mutu akademik ini menurut Joko diharapkan para mahasiswa calon dokter hewan dari luar dan dalam negeri yang belajar di FKH UGM memiliki tingkat keterampilan yang lebih unggul dan memiliki daya saing yang tinggi. Tidak hanya itu, mereka juga diharapkan setelah lulus bisa lebih mandiri dengan membuka layanan praktek dokter hewan.
Menurut Joko tantangan bagi para dokter hewan saat ini tentu tidak mudah apalagi dengan akan diberlakukannya Asean Single Community pada tahun 2015. Para lulusan dokter hewan diharuskan bisa berkompetisi dengan para dokter hewan dari berbagai Negara di kawasan Asia Tenggara. Lebih dari itu, dokter hewan juga dituntut bisa memberantas penyakit hewan yang saat ini berisiko besar bisa menular ke manusia. “Sekitar 70 persen penyakit yang menginfeksi ke manusia saat ini berasal dari hewan. Karenanya kesehatan hewan sangat berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Pelepasan Burung
Pembukaan rangkaian kegiatan Dies FKH ke-68 kali ini ditandai pelepasan sebanyak 68 ekor burung. Jumlah burung yang dilepas tersebut sengaja disamakan dengan usia FKH UGM. Ketua panitia Dies FKH, Dr. drh. Tri Untari, M.Si., mengatakan kegiatan Dies FKH sudah dimulai sejak bulan Mei yang lalu, puncak kegiatannya akan berlangsung pada pertengahan bulan September. “Sebelumnya kita sudah mengadakan berbagai seminar nasional dan internasional. Berikutnya, satu bulan penuh ini, FKH mengadakan berbagai kegiatan pertunjukan hewan kesayangan, hewan eksotik, dan satwa liar untuk memeriahkan kegiatan Dies,” ujarnya.
Dalam daftar rangkaian kegiatan Dies, FKH UGM mengadakan kontes kuda cantik di bulan September. Pertunjukan kuda pacu ini melibatkan anggota Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) cabang DIY dan Jawa Tengah. Sedikitanya ratusan kuda dari jenis Kuda Poni G, KPI dan Kuda Sandel akan diadu kemampuannya dalam menampilkan atraksi yang paling memukau. “Semua kuda akan diperiksa kesehatannya sebelum mengikuti kontes,” kata Dr. drh. Yuriadi, MP., selaku ketua panitia.
Selain sebagai ajang untuk mengumpulkan para pemilik kuda pacu di DIY dan Jawa tengah, menurut Yuri, kontes kuda juga bertujuan mempersiapkan para atlet kuda pacu dari DIY untuk berlaga di PON medatang. Namun yang lebih penting, imbuhnya, lewat kontes ini para dokter hewan UGM juga bisa melakukan penilaian terkait mutu genetik konformasi kuda di Indonesia. (Humas UGM/Gusti Grehenson)