Prestasi UGM kembali menggema. Kali ini prestasi diraih Tim Miracle KRUSU dan Tim OPTILAB dalam kompetisi Sampoerna Young Entrepreuneur Challenge (SYEC) 2007.
Dua tim UGM dinyatakan menang sekaligus menyandang gelar â€The best Team†di ajang kompetisi yang diselenggarakan Sampoerna dan laboratorium Studi Manajemen (LSM) Universitas Indonesia. Atas kemenangan itu, masing-masing tim berhak mendapat modal usaha sebesar Rp 18 juta dan bimbingan usaha dari Departemen Manajemen UI selama satu tahun.
Tim Miracle KRUSU terdiri dari Sukresnowati (FTP UGM Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian), Anjas Prasetiyo (Fisipol UGM Jurusan Ilmu Komunikasi) dan Yuyun Elita (Fakultas Geografi Jurusan Pembangunan Wilayah). Sementara Tim OPTILAB beranggotakan Ahmad Granada, Jaka Prihatana dan Tony Marlyn (Ft UGM Jurusan Teknik Fisika).
Dalam kompetisi SYEC ini, Tim Miracle KRUSU mengusung bisnis snack berupa krupuk susu. Sedangkan Tim OPTILAB mengembangkan produk teknologi bernuansa high tech berupa mikroskop digital.
Dalam keterangannya, Anjas dan Sukresnowati menjelaskan, ide pembuatan UKM krupuk susu ini berawal dari penyelenggaraan KKN Tematik UGM di Boyolali. Dari situ didapat data, bahwa dahulu pernah berkembang pembuatan krupuk susu di Jatinom.
â€Krupuk yang dibuat dari bahan susu segar. Namun karena terkendala pemasaran, usaha itu terhenti,†ujar Anjas.
Idepun berlanjut, ketiganya lantas mengembangkan produk krupuk susu terbuatdari susu afkiran. Saat itu, ide dikemas dalam proposal dan diajukan ke Due Like.
â€Ini produknya dari susu afkir. Jadi di Jatinom, Klaten itu 200 liter susu afkir dibuang setiap harinya,†ujarnya.
Meski susu afkiran, Sukresnowati menjamin produksi krupuk susu ini aman. Hal ini disebabkan telah melalui uji di laboratorium Teknologi Pangan FTP UGM. Selain itu susu afkir mengandung protein 2.8886 dan berat jenisnya <1,029-1,034.
â€Uji mikrobiologi susu 2,8 x 106 < Dosis Infektif,†ujar Sukresnowati.
Lebih lanjut Sukresnowati mengatakan, produk krupuk susu dikemas dengan berbagai ukuran, super (300g), besar (100 g), dan kecil (15 g). â€Untuk mentahnya 1kg dihargai Rp 20 ribu. Kalau yang sudah matang 1 kg Rp 25 ribu. Nanti segmentasi pasarnya kita membidik menengah ke atas. Tapi kalau menengah ke bawah dibungkus kecil-kecil,†jelasnya.
Selain di Boyolali, produk ini akan dipasarkan di Surakarta, Klaten dan Yogyakarta. â€Yang penting kan gimana kami bisa menciptakan lapangan kerja. Meski hanya skop kecil di level perusahaan, kami tetap akan menjalankan dengan rekan-rekan karangtaruna,†tambah Anjas.
Sementara itu, Ahmad Granada dan Tony Marlyn dari Tim OPTILAB mengungkapkan, mikroskop digital yang dibuatnya bersama tim merupakan suatu modifikasi dari mikroskop analog yang ada di pasaran saat ini. Dengan menambahkan alat yang dibuatnya, sebuah mikroskop analog bisa digunakan secara digital dengan dilengkapi software pemberi informasi atau data terkait dengan benda yang diamati.
â€Dari yang kami buat ini berharga Rp 3 juta, jauh lebih murah dari harga mikroskop digital impor yang berharga Rp 10 juta. Meski demikian kualitas mikroskop rekaan kami ini tidak kalah dengan buatan luar negeri,†ujar Ahmad dan Tony. (Humas UGM).