UGM dipilih menjadi pilot project penerapan lingkungan less cash society (LCS) di DIY. Launching dan Sosialisasi LCS atau Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di UGM dilakukan di Program Diploma Ekonomika dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM, Rabu (20/8). Sosialisasi yang didukung beberapa bank mitra seperti Mandiri, BNI, BRI, dan BCA itu dilakukan di hadapan mahasiswa baru peserta PPSMB.
Menurut Kepala Perwakilan BI DIY, Arief Budi Santoso, UGM dipilih sebagai pilot project GNNT dengan pertimbangan populasi mahasiswanya cukup besar mencapai lebih dari lima puluh ribu orang. Selain itu transaksi ritel di sekitar kampus cukup tinggi serta luasnya dominasi kalangan muda yang gemar mencoba hal baru.
“UGM punya potensi melihat jumlah mahasiswanya yang besar dan transaksi ritel yang tinggi,” kata Arief.
Ia menambahkan penggunaan alat pembayaran non tunai terus meningkat tercermin dari pertumbuhan jumlah instrumen volume dan nominal transaksi Alat Pembayaran Melalui Kartu (APMK) serta uang elektronik sejak tahun 2008.
Sampai tahun 2013 tercatat volume transaksi APMK sebesar 3,46 juta transaksi dengan nominal mencapai Rp. 3.797,37 trilyun atau tumbuh sebesar 23,89% dibandingkan tahun 2012. Selain itu dari keseluruhan transaksi APMK, pembayaran dengan menggunakan kartu ATM dan kartu debit mencapai puncak dengan porsi tidak kurang dari 75% selama 3 tahun terakhir.
“Belum lagi pada transaksi kecil-kecil atau mikro dan ritail, penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran juga terus naik,” imbuh Arief.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi, Dr. Didi Achjari, S.E., Akt., M.Com menegaskan dukungan UGM terhadap program GNNT tersebut. Menurut Didi program tersebut tidak mudah karena harus mengubah mindset masyarakat terhadap penggunaan uang tunai.
“Persoalannya memang bukan hanya terkait uang tetapi juga aspek budaya dan mindset,” kata Didi.
Didi menjelaskan UGM sudah sejak lama menerapkan pembayaran non tunai ini. Bank-bank mitra UGM juga telah bekerjasama dengan beberapa fakultas dalam berbagai transaksi pembayaran non tunai sehingga terbantu dari segi akuntabilitas maupun efisiensi.
“Tahun 2005 kita sudah laksanakan di UGM. Ke depan dengan program ini tentu semakin terbuka peluang pengembangan di sisi bisnisnya,” urai Didi.
Usai sosialisasi dan launching GNNT dilakukan peninjauan beberapa stand perbankan yang ikut berpartisipasi di halaman Program Diploma Ekonomika dan Bisnis. Seperti diketahui pencanangan secara resmi GNNT telah dilakukan di Jakarta, 14 Agustus 2014 yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama antara BI, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Pemerintah Daerah serta Asosiasi Pemerintah Provinsi seluruh Indonesia.
Dengan pembayaran non tunai ini diharapkan dapat menghemat biaya pencetakan uang kertas, meminimalkan penerimaan uang palsu atau rusak, mempermudah transaksi ekonomi dan memperluas akses masyarakat terhadap perbankan. (Humas UGM/Satria)