![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/09/08091414101585701066547721-689x510.jpg)
Mayjen TNI (Purn). Dr. Putu Sastra Wingarta, S.IP., M.S.c., tenaga profesional bidang kewaspadaan nasional Lemhannas RI menegaskan pengembangan ketahanan nasional berbasis kebhinekaan perlu segera dilakukan. Melalui langkah tersebut diharapkan dapat memperbaiki kondisi ketahanan nasional Indonesia yang semakin menurun.
Data Lemhannas menunjukkan selama empat tahun terakhir, dari 2010 hingga 2013 indeks ketahanan nasional Indonesia berada pada tingkat kurang tangguh. Dari delapan gatra ketahanan nasional hanya empat gatra yang cukup tangguh yaitu geografi, demografi, politik dan ekonomi. Sementara empat lainnya yakni sumber kekayaan alam, idiologi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan masih menunjukkan tingkat kurang tangguh.
Menurutnya, kondisi tersebut sejalan dengan kondisi praktek kebinekaan dalam aspek-aspek beberapa gatra. Seperti pada gatra ideologi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan yang juga menunjukkan indeks kurang tangguh. Dengan kata lain , indeks ketahanan nasional yang kurang tangguh tidak lepas dari kontribusi praktek kebinekaan yang masih bermasalah.
“Terlebih kekurangtangguhan itu berkorelasi dengan kekurangtangguhan pada gatra ideologi , sosial budaya, dan pertahanan keamanan yang sarat dengan variabel dan indikator praktek kebhinekaan seperti praktek toleransi, kereligiusan, dan lainnya,” jelasnya saat memberikan orasi dalam kuliah perdana Sekolah Pascasarjana, Senin (8/9) di Sekolah Pascasarjana UGM .
Putu menekankan bahwa indeks ketahanan nasional akan semakin tangguh apabila praktek kebhinekaan dijalankan dengan baik dan benar. Sebaliknya, jika praktek kebhinekaan tidak dilakukan dengan baik, maka kondisi ketahanan nasional yang dihasilkan juga semakin kurang tangguh.
“Indeks ketahanan nasional yang kurang tangguh itu hanya bisa dipulihkan dengan memperbaiki praktek idealisme dan nasionalisme seluruh komponen bangsa yakni dengan mengembangkan ketahanan nasional berbasis bhineka tunggal ika sebagai nilai-nilai luhur bangsa,” urainya.
Dengan praktek nasionalisme yang memadai Putu meyakini kondisi ketahanan nasional yang tangguh dapat terwujud. Bahkan dapat menghasilkan ketahanan nasional yang sangat tangguh. (Humas UGM/Ika)