Siapa yang tidak mengenal Program KKN PPM UGM. Program pemberdayaan masyarakat yang sudah dilaksanakan oleh UGM sejak tahun 1951 sebagai bentuk usaha dalam mengisi kekurangan guru-guru di luar Pulau Jawa menjadi program yang memberikan dampak luar biasa terhadap pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
Sejak 1979 akhirnya program KKN PPM UGM menjadi program yang bersifat wajib bagi mahasiswa UGM dan melahirkan paradigma Empowerment dan berbasis riset. Selain itu, sebagai bentuk perwujudan terhadap pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi berupa pengabdian masyarakat, mahasiswa dapat memberikan sumbangsih untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan turut serta dalam mewujudkan pembangunan masyarakat Indonesia secara jasmani dan rohani dengan adanya program KKN PPM UGM ini.
Salah satu bentuk nyata adalah KKN PPM UGM Unit PPB 01 yang melakukan pengabdian di Kampung Fafanlap, Distrik Misool Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Tim KKN ini berjumlah 19 orang dengan Dosen Pembimbing Lapangan, Abdul Rahman Siregar, S.S.,M. Biotech, dari Fakultas Biologi UGM. Dalam pelaksanaan KKN periode antarsemester 2014, Tim KKN Unit PPB 01 melakukan proses pengangkatan potensi sumber daya di Kampung Fafanlap dengan melaksanakan Acara Fafanlap Fair 2014, pada akhir Agustus 2014 lalu. Kegiatan yang diusung dengan tema “Unggul Sumber Daya, Kreatif Berkarya” ini melibatkan kepanitiaan yang berasal dari Karang Taruna Pemuda Fafanlap serta para mahasiswa.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama satu hari penuh ini, masyarakat yang dibagi dalam Pokja PKK menampilkan potensi sumber daya baik dari bidang kesenian, kerajinan tangan, dan makanan khas daerah. Di bidang kesenian, masyarakat menampilkan acara Qasidah, tarian daerah meliputi Lalayon, Pana-pana, Gaba-gaba, Yospan, dan lainnya. Di bidang kerajinan tangan, masyarakat menampilkan kerajinan pembuatan barang seni dari kulit kerang, kerajinan anyam tikar, pembuatan kursi dan meja dari rotan dan pengolahan limbah sampah menjadi barang kesenian tangan. Di bidang makanan khas daerah, ditampilkan makanan dari olahan sagu, seperti Mie Sagu, Sagu Bakar, Bubur Nei (Mutiara Sagu), Kue Lontar, Papeda dengan Ikan Kuah Kuning, dan Bia Sagu.
“Diharapkan masyarakat bisa mengenal dan menggali potensi daerahnya sehingga nantinya bisa maju dan mandiri,” papar Koordinator Mahasiswa Unit, Hannif Andy Al Anshori.
Menurutnya potensi Kampung Fafanlap yang luar biasa dapat menjadi kurang optimal apabila tidak disertai dukungan penuh dari pihak pemerintah dan stakeholder terkait pengembangan potensi yang dapat digali dan dikembangan. Pengembangan potensi kampung sangat diperlukan, guna mendukung terwujudnya Kampung Fafanlap Mandiri yang memiliki daya saing dan memberikan nilai tambah terhadap setiap potensi yang ada di kampung tersebut.
Sementara itu Muhammad Yasin Wainsaf sebagai Kepala Kampung Fafanlap menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas adanya program KKN PPM UGM yang diharapkan dapat mengembangkan potensi masyarakat Fafanlap. Ia menjelaskan Program KKN UGM ini adalah yang pertama diadakan di kampung tersebut.
“Selama bertahun-tahun baru kali ini kami merasa bahwa ternyata masih ada dari Jawa yang peduli untuk ikut memajukan kampung di pelosok Papua. Semoga dengan adanya Fafanlap Fair 2014, masyarakat dapat terpacu untuk mengelola sumber daya alam menjadi lebih arif dan bijaksana,” kata Yasin.
Sebagai rangkaian acara untuk menutup Fafanlap Fair 2014 diadakan penyerahan tropi dan uang pembinaan terhadap juara-juara perlombaan seperti lomba kebersihan antar RT. Lomba ini diharapkan bisa mendukung terciptanya nilai-nilai Sapta Pesona (aman, tertib, indah, bersih, sejuk, ramah, dan kenangan) guna menciptakan Kampung Fafanlap unggul dalam sumber daya. (Humas UGM/Satria)