Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A mengatakan teknologi telah memberikan pengaruh yang sangat luas dalam kehidupan manusia dengan beragam cara. Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, teknologi telah berkembang lebih pesat dari pada ekonomi. Teknologi juga telah menghasilkan produk yang tidak diinginkan berupa polusi dan terkurasnya sumber daya alam. Meski begitu, katanya lagi, sains dan teknologi secara bersama-sama telah mengubah dunia dan akan terus mengubah dunia di masa mendatang, termasuk mengubah Indonesia dari Tatanan Agraris menuju Tatanan Maritim.
“Kita ketahui bersama, industri-industri yang ada menghasilkan polusi yang demikian tinggi dan diharapkan clean-industry di bidang Maritim bisa diciptakan, dan tentunya para civitas akademika berkeinginan adanya enviromental value industry dicanangkan dari sektor Maritim, dan kedepan mungkin bisa dilakukan”, katanya saat membuka Workshop sekaligus persiapan pendirian Underwater Engineering di Sekolah Vokasi UGM,Senin (22/9).
Dikatakan Wakasal, sains dan teknologi yang terkait dunia kemaritiman memiliki spektrum sangat luas. Hal ini disebabkan dalam dunia kemaritiman, terdapat banyak sekali disiplin ilmu dan cabang teknologi yang dapat digunakan. Beberapa jenis sains dan teknologi yang berperan besar dalam bidang kemaritiman dapat dikelompokkan, di antaranya Sains dan Teknologi Pangan, Sains dan teknologi Energi, Sains dan Teknologi Wahana Laut, Sains dan teknologi Keamanan dan Keselamatan di Lingkungan Maritim serta Sains dan Teknologi Militer. Dari lima kelompok Sains dan Teknologi Maritim tersebut jika dicermati maka kedaulatan dunia bawah air di perairan Indonesia akan terwujud bila Indonesia mampu melaksanakan survei hidrooseanografi secara optimal.
“Data-data survei yang di dapat berupa perbedaan temperatur, salinitas atau tingkat kadar garam, kandungan plankton dan pencitraan tiga dimensi dasar laut, tentu akan mendukung operasi kapal selam kita, sehingga kita dapat mengamankan kedaulatan bawah air perairan Indonesia yang pada akhirnya mampu memberikan sumbangsih besar bagi perekonomian bangsa,” katanya lagi.
Direktur Sekolah Vokasi, Ir. Hotma Prawoto Sulistyadi, MT., IP-Md mengungkapkan pembukaan Program Diploma Underwater Engineering di Sekolah Vokasi UGM sangat penting. Hal itu disebabkan Indonesia memiliki garis pantai yang panjang melebihi garis pantai milik Cina.
“Gagasan mendirikan Program Diploma Underwater Engineering saya kira terobosan sangat bagus, dan mendapat dukungan dari Wakasal untuk pendirian ini. Mudah-mudahan Underwater Engineering dapat menjadi program studi di Sekolah Vokasi yang turut membangun kedaulatan maritim,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan SV-UGM, Dr. Wikan Sakarinto, S.T., MSc menyatakan keinginan membuka D3 atau DIV Infrastruktur Bawah Air merupakan gabungan dari infrastruktur sipil, infrastruktur mesin, dan infrastruktur elektro. Prodi ini misalnya nanti untuk pembuatan galangan kapal atau pengelasan bawah air, pembuatan jaringan internet bawah laut dan sebagainya.
“Jadi kita mengkombinasikan tiga program studi Sipil, Mesin dan Elektro. Untuk saat ini Underwater Engineering akan jadi peminatan dulu di Diploma Teknik Sipil dan dua tahun lagi harapannya akan menjadi D4,” paparnya.
Menurut Wikan, saat ini untuk peminatan Underwater Engineering sudah dimulai perekrutkan mahasiswa, terutama di Sekolah Vokasi Teknik Sipil. Sebagai awal pendirian, SV Teknik Sipil menjalin kerjasama NDT selaku pemegang serfikasi penyelam internasional.
“Jadi mahasiswa akan dididik dengan kompetensi selam internasional level 1 dan level 2, dengan begitu lulusan akan bisa bekerja dengan pekerjaan penyelaman-penyelaman bawah air,” imbuhnya.
Dengan NDT, kata Wikan, SV UGM akan mendapat bantuan-bantuan perlatan selam. Demikian juga Kemenakertrans dan Angkatan Laut RI siap membantu kelancaran pendirian Program Studi Underwater Engineering.
Bulan Maritim
Dalam rangka Bulan Maritim, sebelumnya Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Madya Didit Herdiawan sempat membuka secara resmi acara pameran industri maritim di Graha Sabha Pramana (GSP). Pada kesempatan tersebut Didit didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D.
Pameran industri maritim yang berlangsung hingga 24 September tersebut bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak umum tentang pengelolaan sumber daya laut. Berbagai bidang dan hasil industri yang kegiatannya bersinggungan dengan laut, dipamerkan dalam kegiatan ini.
Pameran ini melibatkan berbagai macam tingkat usaha. Mulai dari usaha mikro hingga makro, serta meliputi beragam macam bidang mulai dari industri jasa, pariwisata, pangan dan konstruksi. Masing-masing industri ditempatkan pada stand-stand yang telah disediakan oleh penyelenggara. Beberapa peserta pameran yang ikut serta antara lain; TNI AL, Pusat Studi Energi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Balai Arkeologi, Sekolah Vokasi dan Unit Selam. (Humas/ Agung-Satria)