• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Cegah Penularan Virus AI Clade Baru, Vaksinasi Perlu Digalakkan

Cegah Penularan Virus AI Clade Baru, Vaksinasi Perlu Digalakkan

  • 22 September 2014, 18:20 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 5005
Cegah Penularan Virus AI Clade Baru, Vaksinasi Perlu Digalakkan

YOGYAKARTA – Peneliti penyakit Avian Influenza (AI) dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Dr. drh. Haryadi Wibowo, MP.,mengatakan vaksinasi menjadi langkah efektif dalam menanggulangi wabah penyakit Avian Influenza (AI) pada kelompok unggas. Pasalnya sampai saat ini infeksi virus AI menjadi penyebab kematian terbesar unggas di sejumlah usaha peternakan unggas di Indonesia. Bahkan wabah penyakit tersebut sering kali menjadi kendala bagi terhambatnya ekspor hasil perunggasan dan ketakutan konsumen mengkonsumsi daging dan telur karena potensi zoonotik virus AI tersebut.

Menurut Haryadi, peternakan yang tidak pernah melakukan vaksinasi, kasus AI dapat menyebabkan kematian unggas hingga 70 persen,”Peternakan yang melakukan vaksinasi, umumnya kematian unggas yang ditimbulkan sangat rendah, kurang dari 5 %,” kata Haryadi dalam menyampaikan penelitiannya mengenai perkembangan penyakit AI dan tantangan bagi usaha perunggasan di Indonesia, Senin (22/9). Pidato ilmiah ini disampaikan Haryadi dalam rangka puncak rangkaian kegiatan Dies ke-68 FKH UGM.

Dalam kesempatan tersebut Haryadi menegaskan vaksinasi dipandang sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit AI dan mengurangi risiko bagi populasi unggas peka. “Meskipun vaksinasi telah dipilih sebagai strategi pengendalian, tetapi di kalangan peternak vaksinasi dianggap program coba-coba oleh peternak,” imbuhnya.

Kendati kasus mewabahnya AI masih sering terjadi secara sporadik di beberapa daerah di Indonesia, dalam hal sisi jumlah, kata Haryadi,  kasus AI cenderung mengalami penurunan. Namun dengan masih sering munculnya penyakit AI, menurut penilaian dosen bagian mikrobiologi dan virologi ini disebabkan diabaikannya praktek biosekuriti di lingkungan peternakan. “Di lapangan banyak dijumpai kotak-kotak telur yang keluar masuk peternakan tanpa dilakukan desinfeksi yang memadai. Lalu lintas unggas sejauh ini juga belum dapat dikendalikan sepenuhnya,” ujarnya.

Transportasi unggas dari farm ke pasar unggas hidup dan depo penjualan ayam  memungkinkan terjadi  transmisi  dan propagasi virus AI. Mata rantai transmisi tersebut perlu mendapatkan penanganan tersendiri. “Hanya ayam yang sehat dan tidak membawa virus saja sebenarnya yang boleh ditransportasi keluar daerah,” katanya.

Belum lama ini, kata Haryadi, di Indonesia juga ditemukan virus AI Sub sub clade 2.3.2 yang secara khusus sangat patogenik pada itik. Virus AI clade baru ini bersirkulasi di sejumlah peternakan, “Sejauh ini belum ada data efikasi dan proteksi vaksin AI yang beredar, vaksinnya pun masih sangat terbatas dan sulit diakses oleh peternak,” ujarnya.

Haryadi menilai kebijakan pemerintah dalam manajemen kesehatan unggas sudah saatnya perlu diperbaiki karena tidak seiramanaya program vaksinasi di antara peternak dalam lingkungan yang sama. Akibatknya ayam dalam farm mempunyai titer antibodi yang bervariasi. “Perlu dikembangkan konsep keseragaman  imunitas dalam kawasan peternakan,” terangnya.

Tidak kalah penting, tambahnya, sanitasi dan desinfeksi merupakan konsep kesehatan unggas yang harus selalu ditingkatkan kualitasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Rutin Vaksinasi, Unggas di DIY Bebas Flu Burung

    Thursday,26 March 2015 - 12:12
  • Pembatasan dan Transportasi Hewan dari Daerah Endemik Cacar Monyet Perlu Dilakukan

    Monday,06 June 2022 - 11:09
  • Pentingnya Vaksinasi Covid-19 pada Anak

    Tuesday,10 August 2021 - 7:07
  • Edukasi dan Vaksinasi HPV pada Remaja Perlu Digalakkan

    Wednesday,04 December 2019 - 15:59
  • Pemberian Vaksin Cegah Campak Pada Anak

    Wednesday,24 August 2016 - 16:10

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual