Drs. Partino, M.Pd pada hari Selasa 19 Juni 2005 melakukan Ujian Terbuka Promosi Doktor dalam bidang Ilmu Psikologi di Ruang Pascasarjana UGM.
Dalam disertasi berjudul “Kematangan Karir Siswa SMA Kota Jayapura Provinsi Papua” ia mengungkapkan bahwa (i) ditemukan model kematangan karir siswa SMA Kota Jayapura Provinsi Papua. Temuan ini secara teoritis memberi sumbangan bermakna terhadap pengembangan psikologi karir; (ii) layanan bimbingan, persepsi penjurusan dan riwayat hidup berpengaruh secara berarti terhadap efikasi-diri dan prestasi akademik. Secara praktis, efikasi-diri dan prestasi akademik meningkat jika layanan bimbingan dan persepsi penjurusan ditingkatkan; (iii) faktor etnik siswa tidak membedakan kematangan karir, baik pada aspek sikap pilihan karir maupun kompetensi pilihan karir, (iv) arah kesenangan siswa terhadap mata pelajaran di SD, SMP dan SMA adalah konsisten; dan (v) aspirasi siswa terhadap pekerjaan berhubungan dengan pola-pola karir (pekerjaan) orang tua.
Oleh karena itu dosen Universitas Cendrawasih Jayapura menyarankan (i) Faktor-faktor penentu kematangan karir perlu dipahami dan mendapat perhatian berbagai pihak yang berkaitan dengan siswa SMA (khususnya konselor dan guru mata pelajaran) dalam upaya membantu memudahkan dan meningkatkan perkembangan karir siswa; (ii) Efek langsung efikasi-diri dan prestasi akademik terhadap kematangan karir merupakan indikator penting. Konselor dan guru mata pelajaran dapat merancang guna menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri siswa dan pada gilirannya akan meningkatkan keyakinan efikasi-dirinya; (iii) Aspirasi siswa terhadap pekerjaan sangat terbatas. Layanan bimbingan karir seyogyanya ditingkatkan. Informasi karir, yakni studi lanjut di perguruan tinggi atau pendidikan ketrampilan perlu mendapat perhatian. Informasi dan syarat-syarat memasuki dunia kerja serta berbagai macam lapangan pekerjaan perlu diperhatikan oleh pihak yang berkompeten, dan (iv) Penelitian lanjutan perlu mempertimbangkan aspek-aspek metodologi. “Studi dengan rancangan eksperimen dan kualitatif, pelibatan variabel-variabel independen lain (jenis kelamin, konsep diri, status sosial ekonomi, locus of control, dll), memperluas variasi subjek (SMP, Sekolah Menengah Kejuruan/ SMK, perguruan tinggi, kursus-kursus ketrampilan) dan memperkaya varaisi wilayah penelitian (perkotaan, pinggiran, dan pedesaan), diharapkan akan mampu memberikan gambaran kematangan karir yang lebih memadai,” tambah promovendus kelahiran Purworejo, 20 Agustus 1951 ini.