![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/14101414132799921531184619-768x510.jpg)
Pergaulan internasional di era globalisasi saat ini diwarnai oleh kompetisi antarbangsa yang semakin tinggi. Kompetisi internasional ini, juga melibatkan kompetisi antarperguruan tinggi. Bahkan tingginya kompetisi antarnegara ini sejalan dengan ekspansi pasar global yang merasuk di semua sektor di seluruh pelosok negeri. Pasar domestik semakin lama semakin marjinal tergantikan oleh pasar global yang siapapun boleh memasukinya.
“Karena itulah diperlukan pemetaaan dan menemukan produk berdaya saing global, dan lokakarya dengan mengambil tema ‘Peningkatan Daya Saing Indonesia melalui Pendidikan dan Pengabdian kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi’ tentu menjadi sangat penting untuk kita,” kata Prof. Dr. Harno Dwi Pranowo, M.Si Selasa (14/10) di Hotel Eastparc, Yogyakarta.
Peran strategis perguruan tinggi, kata Harno Dwi Pranowo, memiliki tiga besar yaitu sebagai universitas pengajaran (teaching university), universitas riset (research university) dan benteng peradaban (bastion of civilization). Ketiga peran tersebut tercermin dalam tridharma perguruan tinggi di Indonesia.
Bahwa perguruan tinggi melalui riset-riset dan pengabdian kepada masyarakat menjadi kekuatan yang besar jika dapat berperan secara optimal dalam peningkatan daya saing Indonesia. Di kancah dunia, kontribusi penting perguruan tinggi adalah penemuan (invention) dan inovasi industrial (industrial innovation).
“Pencapaian dalam penemuan dan inovasi industrial merupakan suatu proses sistimatis yang dibentuk oleh akumulasi riset-riset ilmiah. Untuk itulah, peran aktif ketiga unsur utama dalam pengembangan riset dan pengabdian kepada masyarakat, yakni pemerintah, kalangan industri dan perguruan tinggi menjadi sangat penting, karena berperan sebagai pusat pelatihan tenaga-tenaga riset yang mendukung kreativitas dan inovasi ilmiah,” jelasnya.
Selaku ketua panitia Lokakarya Nasional VII Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di perguruan Tinggi, Harno Dwi Pranowo berharap lokakarya mampu menghasilkan langkah-langkah strategis untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat secara sinergis antar universitas. Di samping sebagai memantabkan forum komunikasi LP/LPM/LPPM se-Indonesia, lokakarya diharapkan pula mendorong peran perguruan tinggi dalam peningkatan daya saing Indonesia di era global.
Lokakarya yang didukung Bank BNI, Higher Education Leadership Management (HELM) Project, USAID dan manajemen hotel Eastparc berlangsung selama tiga hari, 14 s.d 16 Oktober 2014. Lokakarya ini, diikuti 120 peserta, terdiri dari 55 peserta berasal dari Jawa dan 61 dari luar Jawa serta 4 dari manajemen HELM USAID.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Prof. Dr. Suratman, M.Sc berharap melalui lokakarya ini mampu mengatasi tantangan global education, sebab Asean Single Community sudah akan dimulai tahun 2015. Oleh karena itu, dari lokakarya ini diharapkan muncul gerakan-gerakan baru untuk LPPM-LPPM baru dalam mengatur tantangan baru menuju kejayaan abad Asia.
“Karena bagaimanapun kita akan berhadapan dengan abad kejayaan Asia, indikasinya adalah munculnya negara-negara hebat Brazil, Rusia, Cina dan Indonesia. indonesia punya potensi itu jumlah SDM-nya, biodiversitinya, jumlah pulaunya, budayanya dan banyak lagi,” tuturnya. (Humas UGM/ Agung)