![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/1010141412929463694528564-767x510.jpg)
UGM bersama Bank Syariah Mandiri (BSM) menjalin kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Bentuk kerja sama diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman bersama antara kedua belah pihak. Dari pihak UGM diwakili oleh Rektor, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc sedangkan dari Bank Syariah Mandiri diwakili oleh Direktur Utama, Agus Sudiarto.
Dalam sambutannya Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Agus Sudiarto mengatakan kebanggaannya bisa menjalin kerja sama dengan UGM sebagai universitas terbaik di Indonesia. Agus juga bangga karena Bank Syariah Mandiri merupakan bank syariah pertama di luar bank BUMN yang menjalin sinergi dengan UGM.
“Kerja sama ini lintas sektoral baik bidang pendidikan maupun jasa keuangan,” tutur Agus di R. Multimedia.
Agus melihat UGM potensial dalam pengembangan kerja sama dengan melihat jumlah mahasiswanya yang cukup banyak. Hal ini sejalan dengan potensi yang dimiliki BSM karena tahun 2013 lalu mereka merupakan bank syariah terbesar, dengan aset 65 trilyun, 860 cabang, dan 17 ribu karyawan di seluruh Indonesia.
“Maka kita terus menjaring potensi-potensi lain yang dimiliki UGM untuk disinergikan,” imbuhnya.
Sementara itu Rektor UGM, Prof. Pratikno menegaskan bahwa UGM terbuka untuk bekerja sama dengan perbankan. Dengan demikian pihak perbankan harus siap saling berkompetisi setelah menjalin kerja sama dengan UGM. Pratikno menjelaskan bahwa kerja sama UGM dengan pihak lain selalu disinergikan dengan tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Silakan ikut mengajar atau memberi kuliah umum. UGM terbuka bagi dunia usaha dan industri untuk berpartisipasi,” tutur Pratikno.
Contoh lain melalui KKN mahasiswa maka dunia usaha atau perbankan bisa ikut serta mensosialisasikan programnya kepada masyarakat secara gratis. Pratikno mencontohkan kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka mahasiswa yang terlibat KKN di berbagai wilayah di Indonesia bisa ikut mensosialisasikan program OJK, seperti peringatan maraknya penipuan jasa-jasa keuangan.
Usai menandatangani nota kesepahaman bersama dilakukan tukar menukar cindera mata antara kedua belah pihak. (Humas UGM/Satria)