![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/23101414140439021122050295-765x510.jpg)
YOGYAKARTA – Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Sco., Sc., mengajak para lulusan UGM yang baru saja diwisuda untuk meneladani sikap kesederhanaan dan kesahajaan Presiden RI Ir. Joko Widodo. Bukan perkara sang presiden adalah alumnus UGM, imbuhnya, namun hidup dalam penuh kesederhanaan dan kesahajaan merupakan salah satu bentuk solusi untuk mencegah konflik kemanusiaan. “Hiduplah sederhana dengan penuh kesahajaan. Lihatkan presiden kita yang alumnus UGM. Seharusnya kita malu belum jadi Presiden saja tidak bisa bersahaja. Kesahajaan ini penting karena itulah kontribusi kita untuk mencegah masalah konflik kemanusiaan ke depan,” kata Pratikno di hadapan 1.461 lulusan pascasarjana yang baru selesai mengikuti prosesi wisuda di Graha Sabha Pramana, Kamis (23/10).
Selain meneladani sang presiden, Rektor juga berpesan agar lulusan UGM tetap menjaga moralitas dan integritas dalam menjalankan kiprahnya di tengah masyarakat. Menurut Pratikno, Indeks Prestasi di lembaga pendidikan tinggi bukan semata-mata diukur pada bidang akademik semata tapi juga ditopang oleh integritas dan moralitas terkait tanggung jawab sosial dan pengabdian pada kemanusiaan dan kemajuan bangsa, ”Karya akademik adalah utama, tapi moralitas, integtritas, kesederhanaan dan kesahajaan juga sangat utama,” katanya.
Terkait dengan persoalan bangsa, Pratikno juga sempat menyinggung bahwa pemerintah baru saat ini dihadapkan pada tekanan fiskal yang semakin berat. Belum lagi persoalan fiskal tersebut bersinggungan dengan masalah moneter dan politik. Dia mencontohkan salah satunya adalah solusi pengambilan kebijakan subsidi BBM. “Subdisi BBM itu tidak adil karena menguntungkan orang kaya yang mengkonsumsi BBM lebih banyak,” katanya.
Meski kebijakan subsidi dinilai tidak adil namun untuk mencari solusinya tidak semudah ibarat membalikkan telapak tangan. “Ketidakadilan ini seringkali tertutupi. Saya percaya bangsa ini bisa menemukan solusi titik buntu ini, salah satunya tadi terbiasa hidup sederhana,” ujarnya.
UGM Miliki 263 Ribu Alumni
Pada wisuda kali ini, UGM mewisuda 1.461 lulusan pascasarjana, terdiri 1.333 master, 81 spesialis dan 47 doktor. Dengan demikian, jumlah alumni UGM mencapai 263.400 alumni yang didominasi 59,79 % atau 157.477 alumni dari program sarjana. Lama studi rata-rata wisuda kali ini, untuk jenjang S2 adalah 2 tahun 11 bulan, spesialis 4 tahun 10 bulan, jenjang doktor 4 tahun 11 bulan. Lulusan cumlaude dan masa studi tersingkat untuk jenjang S2 diraih Angela Merici Chrisan Firmana dari prodi Ilmu Hubungan Internasional yang lulus dalam waktu 1 tahun 1 bulan. Sedangkan masa studi tersingkat untuk jenjang S3 diraih Yulita Kristanti dari Prodi Ilmu Kedokteran Gigi yang lulus dalam waktu 2 tahun 10 bulan.
Rerata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) untuk jenjang S2 adalah 3,57 sedangkan jenjang spesialis 3,45 dan jenjang doktor 3,80.Sedangkan yang mendapatkan IPK 4,00 sebanyak 28 orang. Adapun IPK tertinggi 4,00 dan lulus tercepat untuk jenjang S2 diraih oleh Ning Ratwastuti dari prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Sementara untuk jenjang spesialis, IPK tertinggi diraih Puspito Ratih Hardhani dari prodi Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, yang lulus dengan IPK 3,98. Sedangkan untuk jenjang S3,IPK tertinggi diraih oleh Rosalina Kumalawati dari prodi Ilmu Geografi yang lulus dengan IPK 4,00.
Pratikno mengatakan diantara 1.461 lulusan yang diwisuda, 17 diantaranya medapatkan dua ijazah sekaligus karena mengikuti program double degree. “Mereka pegang dua ijazah, selain ijazah dari UGM dan ada ijazah dari perguruan tinggi lain dari mitra UGM. Menegaskan UGM makin go global,” kata Pratikno. (Humas UGM/Gusti Grehenson)