![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/2710141414394954638227685.jpg)
YOGYAKARTA – Tuberkulosis (TB) masih menjadi ancaman masalah kesehatan terbesar di Indonesia karena jumlah penderita TB menduduki peringkat keempat terbesar di dunia dan peringkat ketiga penyebab kematian. Penyakit yang disebabkan infeksi Mycobacterium Tuberculosis ini membutuhkan sistem diagnosis cepat dan akurat dalam menanggulangi penyebaran dan mengontrol pengobatan TB paru. Apalagi penyakit ini berisiko memunculkan multiple drug resistence.
Sistem Skoring CT scan toraks tanpa kontras potongan terbatas diketahui sebagai salah satu cara mendiagnosis TB paru dewasa dengan tingkat akurasi dan validitas yang sesuai dengan standar medik. Disamping dapat memberikan informasi kelainan paru yang lain. “Skoring CT scan toraks tanpa kontras potongan ini memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup tingi,” kata dr. Aziza Chanie Icksan Sp.Rad (K) dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran UGM, Senin (27/10).
Kepala Instalasi Radiologi RSUP persahabatan Jakarta ini mengatakan CT scan toraks juga dapat memandu dokter spesialis radiologi dalam menganalisa hasil diagnosis pasien yang dicurigai menderita TB paru sehingga dokter bisa membuat keputusan klinis yang cepat dalam mengobati penderita TB paru.
Untuk menguji tingkat akurasi CT scan toraks dalam mendiagnosa pasien TB paru, Azizah meneliti 130 pasien tersangka TB paru yang berobat di bagian Radiologi RSUP Persahabatan Jakarta. Penelitian yang dilakukan selama bulan September hingga huni 2013, berdasarkan CT scan toraks tanpa kontras potongan didapatkan 84 orang dinyatakan positif terkena TB paru dan sisanya 46 orang dinyatakan bukan penederita TB paru. “Sisanya ini kemungkinan mengidap penyakit penuemonia dan penyakit abnormal lainnya,” kata wanita kelahiran Solo 49 tahun lalu ini.
Meski demikian, kata Azizah, dari 130 pasien tersangka TB paru ini sebelumnya, 28 orang tidak disertai gejala klinis, sedangkan 102 orang lainnya disertai gejala klinis. “Ada 81 orang yang batuknya lebih dari 2 minggu,” katanya seraya menambahkan gejala klinis lainnya dari penderita TB paru adalah terdapatnya infiltrat, tree in bud, nodul, dan kavitas. (Humas UGM/Gusti Grehenson)