• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Kendalikan Penyakit Karat Pada Krisan Dengan Menekan Inokulum Awal

Kendalikan Penyakit Karat Pada Krisan Dengan Menekan Inokulum Awal

  • 31 Oktober 2014, 13:27 WIB
  • Oleh: Ika
  • 9370
  • PDF Version
Kendalikan Penyakit Karat Pada Krisan Dengan Menekan Inokulum Awal

Krisan merupakan salah satu jenis bunga hias yang populer di Indonesia. Warna bunga dan bentuk bunga yang menarik, serta memiliki banyak jenis menjadikannya disukai banyak orang. Namun, tanaman ini sangat rentan terhadap penyakit karat (rust) yang disebabkan oleh jamur Puccinia horiana yang merupakan penyakit utama pada krisan. Meskipun tidak mematikan tanaman, namun infeksi jamur akan mengurangi kesehatan dan kekuatan tanaman sehingga berpengaruh pada produksi dan kualitas bunga, serta mengurangi nilai estetika krisan karena adanya pustul (karat).

Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPPT) DIY, Tri Martini, S.P., M.Si., mengatakan penyakit karat pada bunga krisan telah menimbulkan kerugian dalam budidaya krisan. Kerugian tersebut tidak hanya dirasakan oleh petani di Indonesia, tetapi juga petani bunga lainnya di berbagai negara. Menyitir hasil penelitian Ellis, 2007, Martini menyebutkan di Turki produksi bunga krisan mengalami penurunan signifikan hingga 80 persen akibat penyakit karat. Bahkan kondisi yang lebih parah terjadi di Inggris yang mengalami gagal produksi sampai 100 persen.  

“Penyakit karat ini memiliki potensi yang sangat besar dalam mempengaruhi produksi krisan karena gejala awal yang sulit terdeteksi,” terangnya saat mempertahankan disertasi berjudul "Kajian Pengendalian Penyakit Karat Pada tanaman Krisan Berdasarkan Prinsip Epidemi" dalam ujian terbuka program doktor, Jumat (31/10) di Fakultas Pertanian UGM.

Tidak hanya itu, lanjutnya, perbanyakan tanaman atau bahan propagasi yang sakit acap kali belum menampakkan gejala dan bisa terbawa hingga jarak yang cukup jauh. Padahal bahan propagasi yang sakit merupakan inokulum awal yang potensial.

“Di DIY gangguan penyakit karat menyebabkan kualitas bunga menurun karena ukuran menjadi kecil,” ungkapnya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Martini di sejumlah sentra produksi krisan di Sleman dan Kulon Progo diketahui bahwa intensitas penyakit karat di Samigaluh, Kulon Progo relatif lebih tinggi dibanding dengan di Pakem, Sleman karena memiliki kelembaban udara yang lebih tinggi dan suhu yang lebih rendah. Suhu udara di Samigaluh sebesar 22,53-25,03 derajat Celcius dan kelembaban udara sebesar 91,666 persen. Sedangkan di Pakem besaran suhu udara sebesar 26,40-27,64 derajat Celcius dan kelembaban udara 74,20-75,86 persen.

“Intensitas penyakit karat lebih tinggi pada kelembaban yang tinggi di Samigaluh sebesar 45,50-53,55 persen dibandingkan intensitas penyakit karat di Pakem sebedar 17,45-17,82 persen,” jelas wanita kelahiran Semarang, 7 Maret 1975 ini.

Martini menyampaikan bahwa lokasi pengembangan krisan di DIY memiliki kondisi cuaca yang sesuai dengan perkembangan spora penyakit karat. Hal tersebut menjadikan patogen akan terus bertahan dan berkembang sehingga wilayah tersebut termasuk dalam endemik. Adanya inang yang potensial, patogen yang infektif disertai lingkungan yang mendukung berpengaruh terhadap keberadaan dan memperparah penyakit. Karenanya perlu dilakukan monitoring secara rutin terhadap keberadaan spora penyakit karat di lapangan.

“Spora jamur dipencarkan oleh angin setiap saat dan bisa ditangkap dengan perangkap spora tipe Kiyosawa di ketinggian 0,5-1,5 meter dari permukaan tanah,” ujarnya.

Disebutkannya, bagian tanaman krisan yang banyak diserang jamur adalah bagian daun di sepertiga bagian bawah dekat permukaan tanah. Oleh sebab itu, pengendalian penyakit secara preventif bisa dilakukan dengan menekan sumber penularan penyakit atau inokulum awal yaitu menghilangkan daun mulai dari bagian bawah dekat permukaan tanah. 

“Langkah ini terbukti mampu menekan intensitas penyakit karat hingga 80,05 persen pada pertanaman berumur 30-60 hari,” katanya. (Humas UGM/Ika)

Berita Terkait

  • Mahasiswa KKN UGM Beri Pelatihan Pengembangan Teh Bunga Krisan

    Thursday,08 February 2018 - 8:32
  • Raih Doktor Usai Teliti Sputtering dan Implantasi Ion Terhadap Baja Tahan Karat AISI 410

    Friday,31 July 2015 - 15:11
  • Penyakit Busuk Pangkal Batang Lada Ancam Pertanian di Sulawesi Tenggara

    Monday,01 October 2012 - 8:07
  • Seleksi Genetik Efektif Menanggulangi Penyakit Tanaman

    Wednesday,08 February 2017 - 15:05
  • UGM Beri Pendampingan Petani Bunga Krisan di Kulon Progo

    Friday,18 June 2021 - 13:01

Rilis Berita

  • Dies ke-34 MM FEB UGM Luncurkan Buku “Mencetak Pemimpin Bisnis” 03 July 2022
    Program studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM FEB UG
    Gusti
  • Refleksi dan Proyeksi Pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia 02 July 2022
    Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Ke
    Satria
  • Mahasiswa UGM Raih Silver Medal dalam Inovation Exhibition di Malaysia 01 July 2022
    Sekelompok mahasiswa UGM membawa ide/gagasan yang diberi nama “Kiddie Wallet” ke 
    Satria
  • Tips Mengelola dan Mengonsumsi Buah dan Sayur 01 July 2022
    Hari Buah Sedunia diperingati pada 1 Juli tiap tahunnya. Berdasarkan laman International Fruit Da
    Satria
  • Pengamat Politik Internasional UGM : Kunjungan Jokowi Strategis Untuk Pemulihan Ekonomi 01 July 2022
    Pakar perdagangan ekonomi dunia  dan politik internasional UGM, Dr. Riza Noer Arfani, M.A.,
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual