Untuk menuju Indonesia yang berdaulat di bidang energi diperlukan perubahan besar pada sistem energi Indonesia. Diperlukan berbagai terobosan atau bahkan perubahan mendasar di berbagai hal. Namun demikian, perubahan besar tersebut tidak akan bisa dijalankan secara mendadak dan akan selalu ada masa transisi.
”Transisi energi bukan suatu revolusi mendadak setelah periode stagnan yang berkepanjangan. Proses transisi ini merupakan proses pembangunan yang secara terus menerus,” papar dosen Jurusan Teknik Fisika UGM, Widya Rosita di UGM, Jumat (31/10).
Menurut Widya kurun waktu lima hingga sepuluh tahun mendatang merupakan periode transisi yang sangat menentukan sehingga harus dikelola dengan tepat. Untuk itu, diperlukan peningkatan peran pemanfaatan gas sebagai energi dalam masa transisi menuju sistem energi yang berkelanjutan. Widya menilai ini menjadi periode antara sebelum teknologi energi terbarukan bisa mendominasi sistem energi Indonesia.
”Industri dalam negeri di bidang gas dan energi baru terbarukan memerlukan akselerasi peningkatan daya saing di era global dan pasar bebas saat ini. Hal itu dapat dicapai antara lain melalui inovasi dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,” papar Widya yang juga ketua panitia Indonesia Industry Research Forum (IIRF) ke-6 ini.
Lebih jauh Widya mengatakan kerjasama riset industri merupakan salah satu usaha untuk membangun inovasi dan penguasaan teknologi di industri guna mendukung kemandirian bangsa. Untuk itu, diperlukan strategi pengembangan industri nasional dalam bidang gas serta energi baru dan terbarukan. Potensi sinergi yang dimiliki oleh pihak industri dan universitas dengan dukungan pemerintah, mitra investasi, dan mitra profesional, dapat lebih dioptimalkan untuk menghasilkan kerjasama riset industri yang menguntungkan semua pihak.
UGM sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia sudah memulai usaha membangun kerjasama penelitian eksplorasi bidang energi baru dan terbarukan termasuk di dalamnya pengolahan dan pemanfaatan limbah. Hal tersebut antara lain mewujud sebagai skema kemitraan sumberdaya industri khususnya pendanaan riset yang kemudian didiseminasikan melalui kegiatan Forum Riset Industri Indonesia atau Indonesia Industry Research Forum (IIRF).
”Kegiatan yang sudah terlaksana sejak tahun 2009 tersebut sebagai forum komunikasi dan promosi antara UGM dengan stakeholders terkait dengan riset industri,” tegasnya.
IIRF ke-6 tahun 2014 akan diadakan 5 November mendatang dan difokuskan pada tema Industri Gas dan Energi Baru- Terbarukan. Kegiatan yang dipusatkan di UGM Kampus Jakarta ini terdiri dari beberapa acara, seperti workshop bidang energi dan business meeting bidang energi. (Humas UGM/Satria)