![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/04111414150908072107058613-767x510.jpg)
Upaya perlucutan senjata nuklir masih menjadi tantangan besar yang dihadapi masyarakat dunia. Pasalnya hingga saat ini masih terdapat ribuan hulu ledak nuklir di dunia. “Masih ada sekitar 16-17 ribu hulu ledak nuklir di dunia,” Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS) Kementerian Luar Negeri, Andy Rachmianto, Kamis (6/11) usai mengisi seminar Indonesian Humanitarian Action Forum 2014 yang berlangsung di Perpustakaan UGM.
Kendati masih terdapat ribuan hulu ledak di dunia, diakui Andy, upaya perlucutan senjata telah menunjukkan kemajuan. Dibandingkan dengan kondisi pada tahun 1970-an silam jumlah hulu ledak di dunia mengalami penurunan dalam jumlah yang signifikan.
“Harus diakui upaya yang dilakukan sudah menujukkan keberhasilan, namun memang belum optimal karena masih ada ribuan hulu ledak nuklir,” jelasnya.
Andy mengatakan pemerintah Indonesia terus mendorong upaya pelucutan senjata nuklir. Bahkan secara menyeluruh di berbagai belahan dunia. Sikap tersebut telah ditunjukkan sejak Indonesia merdeka dengan mengambil keputusan politik nasional dengan tidak berupaya memiliki senjata nuklir sebagai upaya menjaga perdamaian dunia.
“Sejak 20 tahun lalu bersama dengan negara yang tergabung dalam gerakan non-blok Indonesia terus mendorong pelucutan senjata nuklir secara menyeluruh. Selain mencegah proliferasi senjata nuklir juga penggunaan senjata kimia dan senjata-senjata tertentu yang mematikan seperti bom cluster dan ranjau darat,”paparnya.
Komitmen Indonesia anti senjata nuklir juga ditunjukkan dengan terlibat dalam upaya diplomasi melalui Konferensi Pelarangan Pengujian Senjata Nuklir (CTBT) dan meratifikasi CTBT. Dukungan lain ditunjukkan dengan ikut bergabung dalam Conference on the Humanitarian Impact of Nuclear Wapons. Konferensi telah diadakan dua kali di Oslo (2013) dan Nayarit (2014). Selanjutnya akan digelar kembali di awal Desember 2014 di Vienna.
“Indonesia juga ikut dalam konferensi ini bersama-sama dengan berbagai negara menekan penggunaan senjata nuklir di dunia,” ujarnya.
Dikatakan Andy, Indonesia juga ikut memantau negara-negara nuklir seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, China, Perancis, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara.
“Jumlah kepemilikan senjata nuklir memang sudah berkurang tetapi mereka tetap mengalokasikan anggaran yang besar untuk pengembangan nuklir. Itu yang terus kita pantau dan pertanyakan,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Andy, Indonesia juga selalu menekankan agar negara-negara nuklir memenuhi komitmen melucuti senjata nuklirnya sebagai bagian dari implementasi artikel VI taktat non-proliferasi nuklir (NPT). Dengan begitu visi dunia tanpa senjata nuklir bisa diwujudkan.
Sementara dosen Jurusan Hubungan Internasional UGM, Muhadi Sugiono mengatakan bahwa penggunaan senjata nuklir sangat membahayakan umat manusia. Namun, hingga saat ini senjata pemusnah masal tersebut masih dimiliki sejumlah negara dunia untuk mekanisme pertahanan menjaga stabilitas negara.
“Mereka beralasan bahwa kepemilikan senjata nuklir ini sebagai instrumen perdamaian,” terangnya.
Padahal, lanjutnya, senjata nuklir merupakan instrumen yang sangat mematikan apabila digunakan. Karenanya penting untuk mengeliminasi senjata nuklir dengan menegakkan aturan tegas melarang penggunaan senjata tersebut.
Wakil Komandan Pusat Pemelihara Perdamaian TNI, Kolonel Eka Bagus Laksamana dalam kesempatan itu menyampaikan tentang sepak terjang pasukan perdamaian Indonesia dalam upaya menjaga perdamaian dunia. Awalnya pasukan perdamaian Indonesia diterjunkan untuk poerasi militer dalam upaya penyelesaian konflik. Namun saat ini pasukan perdamaian Indonesia lebih banyak berperan untuk menjaga perdamaian dunia. Hingga saat ini telah diterjunkan setidaknya 2.954 prajurit yang terlibat dalam 30 misi perdamian di 27 negara dunia. (Humas UGM/Ika)