• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Penderita Afasia Pascastroke Perlu Transformasi Diri

Penderita Afasia Pascastroke Perlu Transformasi Diri

  • 10 November 2014, 12:11 WIB
  • Oleh: Satria
  • 6363
Penderita Afasia Pascastroke Perlu Transformasi Diri

Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam hidup manusia. Ia menjadi alat bantu utama individu untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikis, serta sosial mereka. Individu yang mengalami sejumlah gangguan berbahasa akan menghadapi sejumlah masalah besar dalam hidup mereka. Keadaan ini terjadi pada individu yang mengalami gangguan afasia. Afasia adalah gangguan bahasa pada individu yang disebabkan oleh adanya gangguan fungsional pada jaringan otak pada area tertentu pada daerah hemisfer serebri.

“Gangguan afasia dapat ditandai oleh adanya gangguan pemahaman dan pengutaraan bahasa, baik lisan maupun tertulis,” papar Musdalifah Dachrud pada ujian terbuka program doktor Fakultas Psikologi UGM, Senin (10/11) di F. Psikologi.

Dalam disertasinya berjudul "Pengalaman Kesepian Pada Penderita Afasia Pascastroke", Musdalifah menjelaskan bahwa penderita afasia pascastroke seringkali menjadi pribadi yang mudah tersinggung, impulsif, marah atau agresif terhadap orang lain. Secara khusus, keterisolasian secara fisik dan sosial secara psikis dapat mereka hayati sebagai perasaan terbuang dari orang lain.

“Dampaknya mereka akan merasa kesepian. Mereka merasa sepi dan sedih akibat kerinduan untuk berhubungan dengan orang lain,” tutur dosen tidak tetap pada STIKES Muhammadiyah Manado itu.

Ia mengatakan kesepian yang dirasakan subjek mencakup kesepian fisik, kesepian emosional, kesepian sosial, maupun kesepian eksistensial. Keterbatasan fisik menyebabkan subjek mengalami kesepian fisik, merasa jengkel, marah, dan sedih adanya ketidaksejalanan antara dorongan psikis dan respon tubuhnya.

Salah satu mekanisme yang ditempuh individu untuk keluar dari pengalamannya tersebut adalah dengan melakukan transformasi diri. Individu berusaha mengubah pandangan-pandangan mengenai diri, hidup, dan gangguan yang dijalani.

“Proses transformasi diri menjadikan individu menemukan dirinya yang baru. Mereka menjadi pribadi yang lebih matang,” katanya.

Di akhir paparan Musdalifah menyarankan agar penderita afasia terus optimis dan berusaha agar penyakitnya dapat pulih. Terbukti ada beberapa subjek yang awalnya mengalami gangguan afasia sangat parah, mereka dapat pulih dengan tingkat kepulihan yang sangat baik.

Selain itu bagi kelompok yang peduli dengan penderita afasia, perlu dibentuk komunitas peduli afasia pada level lokal dan nasional. Hal ini perlu dilakukan untuk mengedukasi masyarakat mengenai gangguan afasia dan cara penangannya.

“Dalam proses pemulihan itu dukungan sosial menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan,” pungkasnya. (Humas UGM/Satria)

Berita Terkait

  • Raih Doktor Usai Teliti Produksi Bunyi Ujaran Penderita Afasia

    Wednesday,24 February 2016 - 16:15
  • Latihan Pasrah Diri Turunkan Resistensi Insulin Penderita Diabetes

    Tuesday,30 October 2018 - 7:43
  • Transformasi Arsitektural Kampung Wisata Surakarta

    Wednesday,01 February 2017 - 15:14
  • Lampu Edukatif Berbasis Sensor Suara bagi Penderita Autisme

    Monday,16 July 2018 - 15:11
  • Prevalensi Penderita Rinitis Alergi Meningkat

    Tuesday,11 October 2016 - 15:13

Rilis Berita

  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika
  • Tim Peneliti UGM Lakukan Riset Inverter Statik Kereta Api 06 February 2023
    Tim peneliti dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Univers
    Gusti
  • Mahasiswa KKN UGM Kembangkan Wisata Panas Bumi Kawah Sikidang 06 February 2023
    Dataran Tinggi Dieng merupakan kompleks gunung api. Selain menjadi sumber energi panas bumi denga
    Gusti
  • Lebih dari 3 Ribu Mahasiswa UGM Terima Insentif Prestasi Sebesar 2 Miliar di 2022 06 February 2023
    UGM berkomitmen kuat untuk terus mendukung dan memfasilitasi para mahasiswanya dalam pengembangan
    Satria
  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual