![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/11111414156750301089864580.jpg)
Setidaknya 240 peneliti, akademisi, dan kalangan industri bidang pangan hadir dalam konferensi internasional keamanan pangan dan mikotoksin di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM. Konferensi berlangsung selama dua hari, tanggal 14-15 November 2014 diikuti peserta dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Timor Leste.
Ketua panitia kegiatan, Prof.Dr. Ir. Endang S Rahayu, M.S., mengatakan konferensi ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Asosiasi Ahli Mikrobiologi Internasional (IUMS). Kali ini, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM diberi kepercayaan untuk menjadi penyelenggara lokal kegiatan.
“Dalam kesempatan ini bersama-sama membahas tentang mikotoksin yang saat ini menjadi isu menarik di bidang pangan,” jelasnya, Jumat (14/11) di sela-sela kegiatan.
Endang menyebutkan bahwa mikotoksin menjadi persoalan yang sangat menarik untuk dibahas dan didisuksikan bersama. Pasalnya, toksin yang berasal dari jamur ini banyak berkembang di negara beriklim tropis termasuk Indonesia. Dengan iklim panas dan kelembaban tinggi menjadikan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan jamur yang dapat menyerang bahan pangan. Kontaminasi racun jamur atau mikotoksin pada bahan pangan akan menimbulkan gangguan kesehatan. Selain itu juga sangat berpengaruh terhadap kualitas komoditas ekspor bahan pangan.
“Komoditas ekspor perkebunan seperti kopi, kakao dan lainnya sangat rentan terhadap serangan jamur. Jika sudah terkontaminasi mikotoksin kualitasnya akan menurun,” ujarnya.
Karenanya melalui kegiatan ini diharapkan akan diperoleh rekomendasi dan solusi terhadap persoalan mikotoksin pada bahan pangan.
Dalam konferensi ini, kata dia, juga dipresentasikan hasil penelitian dan karya tulis ilmiah terkait kemanan pangan. Seluruh karya tulis ilmiah yang masuk nantinya akan dipublikasikan dalam jurnal online Kemajuan Pangan dan Nutrisi Indonesia yang diterbitkan oleh Asosiasi Ahli Teknologi Pangan Indonesia bekerjasama dengan FTP UGM.
“Ada 42 abstrak yang masuk, 17 diantaranya dipresentasikan di depan forum,” terangnya. (Humas UGM/Ika)