• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Ternak Masuk Hutan, Perhutani Siapkan 250 Ribu Hektar Lahan

Ternak Masuk Hutan, Perhutani Siapkan 250 Ribu Hektar Lahan

  • 20 November 2014, 16:59 WIB
  • Oleh: Agung
  • 6316
Ternak Masuk Hutan, Perhutani Siapkan 250 hektar Lahan

Direktur Pengelolaan Sumber Daya Hutan Perum Perhutani, Ir. Heru Siswanto, M.M., menyatakan Perum Perhutani telah menyiapkan lahan seluas 200 - 250 ribu hektar untuk mendukung Program Ternak Masuk hutan guna mendukung Program Kedaulatan Pangan nasional.  Dengan mengelola ternak masuk dalam kawasan hutan, ini diharapkan mampu menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar hutan.

"Sejak Perum Perhutani berdiri mengelola hutan di Jawa dan Madura selalu melibatkan masyarakat sekitar hutan. Hanya  saja dalam pengelolaan selama ini hanya fokus pada hasil kayu dan non kayu", ujar Heru Siswanto, di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM, Kamis (20/11) pada "Workshop Pengelolaan Penggembalaan di Hutan Jati Untuk Mendukung Program Kedaulatan Pangan/Daging".

Dikatakannya, Perum perhutani sudah sejak lama mendapat kewenangan mengelola hutan di Jawa dan Madura seluas 2,4 juta ha. Dari jumlah tersebut 1,6 juta ha diantaranya merupakan hutan produksi. Dari areal hutan yang dikelola Perum Perhutani, tidak kurang dari 20 juta masyarakat di sekitar hutan di Jawa dan Madura langsung berinteraksi dengan lahan Perum Perhutani. Sehingga jika titik berat selama ini hanya pada Program Tumpangsari yang menghasilkan produk tanaman pangan, maka akan menjadi indah dan hebat bila ditunjang dengan program ternak masuk hutan.

"Bicara Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, memang ternak tidak bisa masuk ke dalam hutan, karena di situ juga ada kriterianya terutama yang berkuku. Tapi apalah artinya larangan, jika kerbau atau sapi tetap saja masuk. Sehingga barangkali justru pada wokshop hari ini, kita akan menentukan dan membuat konsep yang bisa aplicable di lapangan agar masyarakat berinteraksi langsung dengan kawasan hutan di  Perum Perhutani, sehingga tidak hanya berproduksi pangan saja, tapi juga dari bisa menghasilkan produksi ternak," ujarnya.

Prof. Dr. Ali Agus menambahkan diakui atau tidak kendala peternakan semakin lama semakin banyak importasi karena adanya keterbatasan lahan. Karena itu, upaya optimalisasi untuk mengembangkan peternakan perlu dilakukan  melalui beberapa tahapan.

"Optimalisasi peternakan mau tidak mau memerlukan pakan, dan pakan paling murah berupa rumput. Rumput membutuhkan lahan dan lahan paling luas adalah hutan,  setelah itu baru mengembangkan ternak dengan melibatkan masyarakat, menguatkan kelembagaan dengan mendapat dukungan pemerintah serta pendampingan berupa transfer teknologi," tuturnya.

Sementara itu, Dr. Hargo Utomo, MBA., M.Com menyatakan pengembangan industri peternakan di lahan hutan Perhutani sudah seharusnya dilandasi prinsip investasi sosial yang bersifat jangka panjang. Bukan lagi sekedar tanggungjawab sosial perusahaan.

Dijelaskannya, investasi sosial (social investment) pada dasarnya adalah piranti untuk membantu aktivitas Perhutani dalam meningkan imbas finansial dan sosial (financial and social impacts). Karena itu, kesadaran mengenai prinsip investasi merupakan pondasi untuk pembentukan perilaku konstruktif bagi para pihak yang berpartisipasi dalam industri peternakan di lahan hutan. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • Bojonegroro Siapkan 90 Ribu Hektar Lahan untuk Pertanian Terpadu

    Thursday,13 February 2014 - 14:17
  • UGM Rintis Pemanfaatan Lahan Hutan Penghasil Pangan

    Friday,16 January 2015 - 13:46
  • Jokowi Tinjau Sistem Pertanian Terpadu di Areal Hutan Blora

    Monday,09 March 2015 - 9:27
  • Menhut: Optimis, Indonesia Bebas Emisi Karbon ?pada 2020

    Monday,07 December 2009 - 16:28
  • UGM, Pemprov Jateng dan Perhutani Panen Padi di Pakuncen

    Friday,06 March 2015 - 11:33

Rilis Berita

  • Penerimaan Mahasiswa Baru UGM Jalur Prestasi Dibuka Hingga 12 April 31 March 2023
    Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru UGM jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) at
    Gloria
  • UGM Resmi Lepas Varietas Padi Unggul Gamagora 7 30 March 2023
    Universitas Gadjah Mada resmi melepas varietas padi unggul inbrida G7 dengan nama Gamagora 7 ke p
    Gusti
  • Tim Calon Pemborong Juara 3 National Tender Competition The 20th CENS Universitas Indonesia 2022 29 March 2023
    Tim Calon Pemborong yang digawangi tiga mahasiswa UGM berhasil meraih juara 3 National Tender Com
    Agung
  • Pengamat Sosial UGM: Validasi DTKS Perlu Dilakukan Agar Penyaluran Bansos Tepat Sasaran 29 March 2023
    Pemerintah akan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) bagi warga kurang mampu di bulan ram
    Ika
  • UGM Bangun Kolaborasi Riset Internasional 29 March 2023
    Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS dan Universitas Airlangga t
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual