Indonesia masih tertinggal dibandingkan beberapa negara lain, khususnya di ASEAN, dalam penggunaan transaksi uang elektronik. Untuk triwulan pertama tahun 2014 tercatat ada 2,99 miliar transaksi dengan nominal 3265 triliun. Untuk itu pemerintah melalui Bank Indonesia terus mendorong penggunaan transaksi elektronik atau non tunai tersebut di masyarakat.
“Datanya memang cukup membanggakan ada kenaikan sekitar 17,34 persen dibandingkan tahun lalu di periode yang sama,” papar Direktur Eksekutif BI Wilayah V Jateng-DIY, Sutikno, pada Talkshow dan Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai “Uang Elektronik itu Muda, Mudah dan Gak Pake Ribet” di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Jumat (21/11). Talkshow menghadirkan beberapa narasumber seperti Sofwan Kurnia (BI), Muhammad Ali (BRI) serta komedian serba bisa Cak Lontong.
Sutikno menjelaskan manfaat yang diperoleh dari penggunaan uang non tunai. Pemanfaatan transaksi non tunai dinilai lebih efektif, akuntabel, transparan dan meminimalkan kebocoran. Ia memberikan gambaran besarnya transaksi uang oleh BI dalam pengelolaan uang, mulai dari pembelian bahan baku uang, pencetakan uang hingga distribusinya.
“Kalau perputaran uang cepat maka secara nasional pun lebih efisien,” imbuh alumnus Fakultas Ekonomi UGM itu.
Ia berharap program tersebut bisa diterima oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Salah satu langkah untuk memasyarakatkan program itu, yaitu dengan menggandeng perguruan tinggi seperti UGM.
Sebelumnya, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistim Informasi UGM, Dr. Didi Achjari, S.E., Akt., M.Com mendukung program GNNT. UGM menurut Didi sudah lama menjalankan program non tunai, seperti untuk penggajian maupun pembayaran mitra. Didi berharap ada sinergi antara perguruan tinggi dengan BI dalam mensukseskan program GNNT ini.
“Dengan sistim non tunai akan lebih akuntabel dan mudah untuk diaudit,” tutur Didi.
Sofwan Kurnia dalam kesempatan itu menyampaikan beberapa jenis uang elektronik. Berdasarkan pencatatan data identitas uang elektronik terbagi menjadi yang terdaftar serta tidak terdaftar. Jenis uang elektronik baik yang terdaftar maupun tidak dibatasi total transaksi per bulan tidak boleh lebih dari 20 juta.
Cak Lontong yang banyak mengeluarkan humor-humor segarnya sempat memperkenalkan beberapa produk kartu uang non elektronik dari perbankan, yaitu Flazz dari BCA, E-money dari Mandiri, Brizzi dari BRI serta Tap Cash dari BNI.
Sementara itu dalam kegiatan sosialisasi GNNT di UGM, untuk pertama kali dalam rangkaian sosialisasi GNNT di Indonesia , diperkenalkan hasil teknologi pengembangan dari AINO. Bentuknya adalah mesin yang menjual beberapa uang elektronik dari bank yang berbeda-beda. Adanya teknologi ini masyarakat tidak perlu pergi ke berbagai lokasi bank untuk membeli kartu unik. Jika nantinya regulasi dari perbankan sudah mengijinkan, teknologi yang dikembangkan oleh anak perusahaan PT. Gama Multi Usaha Mandiri ini dapat ditingkatkan kemanfaatannya untuk pengisian uang elektronik. (Humas UGM/Satria, foto: Budi H)