YOGYAKARTA – Rumas Sakit (RS) Universitas Gadjah Mada menjadi rujukan bagi pasien penyandang berkebutuhan khusus atau difabel dari keluarga kurang mampu untuk berobat. Soalnya Rumah Sakit milik UGM sudah dinyatakan sebagai rumah sakit yang ramah bagi difabel karena telah menyediakan berbagai fasilitas layanan, akses, serta tenaga medik yang khusus melayani pasien difabel. Seperti diketahui ada 25.170 orang difabel dari keluarga kurang mampu di DIY. Selama ini dinilai kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan di rumah sakit karena tidak tersedianya akses dan fasilitas layanan khusus bagi mereka.
“Rumah Sakit UGM ini memang sudah dirancang sebagai rumah sakit yang ramah bagi difabel, makanya kita usahakan semua pasien difabel dapat dilayani dengan sebaik-baiknya, ” kata Direktur RS UGM Prof. dr. Arif Faisal, Sp. Rad(K)kepada wartawan usai penobatan rumah sakit UGM sebagai rumah sakit yang ramah bagi difabel oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Selasa (26/11) di RS UGM.
Untuk menunjang layanan bagi difabel, kata Arif, pihaknya menyediakan empat buah lift, tangga masuk bagi difabel, hingga toilet khusus bagi difabel. Bahkan untuk fasilitas kamar, pihak rumah sakit menyediakan 4 buah kamar rawat jalan dan 4 buah kamar rawat inap. Sedangkan tenaga medis, terdapat dokter spesialis saraf, spesilis anak, ortopedi dan fasilitas fisioterapi. “Ada 3 tenaga dokter spesialis syaraf yang khusus melayani pasien difabel yang mengalami gangguan motorik” ungkapnya.
Bekerja sama dengan Pemerintah DIY, pasien difabel yang berobat ke RS UGM akan mendapat jaminan kesehatan dari pemerintah lewat jaminan kesehatan sosial (jamkesos) dan jaminan kesehatan khusus (Jamkesus). Pemerintah DIY juga memberikan jaminan untuk penyediaan alat bantu kesehatan bagi pasien difabel dari keluarga miskin.
Tidak hanya bagi kaum difabel, tambah Arif, Rumah sakit UGM juga menjalin kerjasama dengan BPJS ketenagakerjaan DIY untuk melayani tenaga kerja yang ingin berobat atau mengalami kecelakaan. “Semua biaya ditanggung BPJS,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, dr. Arida OetamI, M.Kes., mengatakan alasan penobatan RS UGM sebagai rumah sakit yang ramah bagi difabel dikarenakan rumah sakit ini telah menyediakan akses, sarana serta fasilitas pelayanan yang lengkap bagi paisen difabel,” RSA ini bisa menjadi rujukan tertinggi untuk para difabel,” katanya.
Menurut Arida, saat ini ada 25.170 difabel di DIY. Mereka umumnya berasal dari keluarga miskin. Para penyandang difabel ini umumnya mengalami cacat tubuh, seperti cereblal palsy, tuna netra, tuna rungu dan penyandang difabel lainnya. “DIY memberikan jaminan apabila tidak dijamin oleh BPJS. Misalnya untuk alat bantu dengar yang tidak dijamin akan dijamin jamkesos dan jamkesus,” ujarnya.
Drs. Elvy Effendi, M.Si., Apt, Kepala Badan Penyelenggara Jamkesos DIY menuturkan masyarakat miskin yang belum mendapatkan jaminan kesehatan nasional dalam berobat bisa mendapatkan jaminan kesehatan sosial. Adapun besarnya biaya jaminan kesehetan yang didapat disesuaikan dengan besarnya tarif kesehatan yang dibiayai oleh Jaminan Kesehatan Nasional. “Mereka (difabel-red) juga mendapatkan alat bantu kesehatan. Ada 10 jenis alat bantu yang masuk daftar pelayanan jamkesus, salah satunya alat bantu dengar,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)