Potensi perikanan dan kelautan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara sangat dipengaruhi oleh karakteristik pesisir. Bentuk pengelolaan sumber daya perikanan tangkap menunjukkan kecenderungan masyarakat pesisir mempertahankan pengelolaan yang konvensional sehingga terjadi kesenjangan antara masyarakat pesisir dengan pendatang yang menggunakan teknologi modern.
“Partisipasi masyarakat nelayan di pesisir Kabupaten Gorontalo Utara juga masih rendah khususnya partisipasi uang,” papar Gunalan, AP., M.Si dalam ujian terbuka program doktor Ilmu Geografi, Selasa (25/11) di Fakultas Geografi UGM.
Dalam disertasinya berjudul “Pengembangan Wilayah Pesisir Melalui Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Gorontalo Utara”, Gunalan mengatakan partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga juga masih sebatas huyula (persatuan) dan heluma (gotong-royong). Rendahnya partisipasi masyarakat dalam bentuk material ini dipengaruhi oleh ketersediaan materi dan kecukupan dana yang dibutuhkan.
“Derajat partisipasi masyarakat di Gorontalo Utara masih berada pada derajat konsultasi,” kata Sekretaris BAPPEDA Kabupaten Gorontalo Utara itu.
Hasil analisis Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif juga menunjukkan pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana infrastruktur perikanan di wilayah pesisir menjadi prioritas utama. Selanjutnya prioritas strategi seperti pengembangan dan penguatan kapasitas kelembagaan dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir berada di urutan berikutnya.
Melihat hasil penelitiannya tersebut Gunalan berharap program pengelolaan sumber daya perikanan di Gorontalo Utara perlu ditingkatkan terutama dalam peningkatan pengetahuan masyarakat pesisir dalam pengelolaan perikanan di kawasan pesisir secara modern.
“Pemerintah daerah juga perlu memberi ruang kepada masyarakat untuk aktif dalam pengelolaan sumberdaya pesisir,” pungkasnya. (Humas UGM/Satria)