![](https://ugm.ac.id/wp-content/uploads/2014/12/08121414180278801908747305-680x510.jpg)
YOGYAKARTA – Fakultas Ilmu Budaya dan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) meresmikan Mandala Majapahit (ManMa) di Gedung Margono Lantai Satu, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM. Pembangunan ManMa untuk mendukung usaha pelestarian budaya nusantara dan kegiatan penelitian dan belajar mengajar ilmu arkeologi di kampus UGM.
Dekan FIB Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A mengatakan beragam penelitian dari peneliti lokal dan mancanegara sangat banyak tentang peninggalan Kerajaan Majapahit. Sayangnya hasil penelitian ini tidak banyak yang mudah diakses oleh masyarakat. “Dengan keberadaan Mandala Majapahit, diharapkan akses menjadi luas sehingga pemahaman tentang situs Majapahit di Trowulan semakin meningkat,” ujar Pujo usai peresmian ManMa di FIB UGM, Jumat (5/12).
Selain sebagai pendukung utama kegiatan penelitian dan belajar mengajar keilmuwan arkeologi, kata Pujho, keberadaan artefak Majapahit ini menambah dorongan bagi civitas akademika untuk berpartisipasi aktif dalam melengkapi berbagai data dan hasil penelitian mengenai tinggalan Majapahit. “Peninggalan sejarah semacam ini sangat penting bagi terpeliharanya budaya bangsa,” katanya.
Hasyim Djojohadikusumo, ketua Yayasan YAD mengatakan pelestarian budaya merupakan salah satu misi YAD sejak tahun 2008 dengan memulai kegiatan Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI) di Trowulan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa Jurusan Arkeologi dari empat perguruan tinggi yaitu UI, UGM, Universitas Udayana, dan Universitas Hasanuddin. “Saya berjanji akan mendukung kegiatan PATI seterusnya agar rakyat Indonesia bangga dengan peradabannya di masa lampau,” ujar Hasyim.
Mandala Majapahit ini, kata Hasyim, diharapkan menjadi wadah bagi keberagaman data, hasil penelitian, dan informasi tentang pusaka Kerajaan Majapahit dari berbagai sumber. ManMa pun diharapkan bisa menjadi wadah bagi para peneliti, pemerhati, pecinta dan praktisi pelestarian dalam mengembangkan beragam kegiatan sosial, budaya, ekonomi guna melestarikan budaya dan kearifan. “Majapahit sangat berperan mempersatukan nusantara dengan menjadi penguasa Asia Tenggara, kita patut berbangga sebagai anak bangsa,” tuturnya (Humas UGM/Izza)