YOGYAKARTA – Negara semestinya hadir di setiap sisi kehidupan masyarakat termasuk mereka yang tinggal di daerah terdepan, terluar dan tertinggal, termasuk dalam hal ini masyarakat yang tinggal di pedalaman Papua. Pembangunan infrastruktur dan fasilitas sekolah gratis, air, listrik, serta infrastruktur jalan menjadi prioritas Pemerintah Daerah di Papua. Di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, sebagian masyarakatnya masih tertinggal dan terisolir, mereka belum merasakan dampak langsung dari kegiatan pembangunan. Meski begitu, tambahan pengetahuan dan pengenalan teknologi lewat kegiatan pemberdayaan masyarakat semestinya juga mereka dapatkan. Mahasiswa UGM melakukannya dengan melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM).
Tri Wahyu Almadina yang baru saja selesai melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Distrik Ilaga, mengatakan selama 2 bulan ini, tim mahasiswa KKN UGM melaksanakan pemberdayaan sektor pertanian. “Pertanian adalah satu-satunya mata pencaharian para penduduk di sana, program utama kita lebih ke pertanian,” kata Tri Wahyu.
Dikatakan, berbagai pelatihan mengenai teknik pertanian diajarkan pada masyarakat Ilaga, seperti budidaya tanaman, teknik penanaman, pemanenan dan penggunaan pupuk kompos. “Integrasi sektor pertanian dan peternakan khususnya babi pun dilaksanakan,” paparnya.
Tim mahasiswa KKN PPM UGM juga mengajarkan persemaian tanaman sayur, buah, palawija agar masyarakat mandiri karena benih tanaman pertanian selama ini masih berasal dari dinas. Budidaya tanaman vegetatif, stek pun sudah dilakukan oleh tim guna menambah ketersediaan bibit.
Tri menyatakan modal sosial sangat mendukung proses pendampingan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa. Jika tak ada modal sosial tinggi maka program yang mereka canangkan tak akan berjalan. Terbukti berbagai kegiatan pengolahan kopi, sarang semut, terong belanda, kandang ternak babi, budidaya jamur bisa berjalan lancar dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat setempat.
Bambang Purwoko, Ketua Tim Percepatan Pembangunan Kabupaten Puncak, menyampaikan pemerintah Kabupaten Puncak fokus kepada pembangunan sektor pertanian. Pasalnya mayoritas masyarakat Ilaga berprofesi sebagai petani, namun belakangan masyarakat meninggalkan ladangnya. “Untuk mengatasi itu, semua hasil produksi pertanian masyarakat dibeli pemerintah,” ujar Bambang.
Dalam hal meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan pelayanan publik dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara merekrut guru perintis dari semua bidang studi. “Sudah ada mahasiswa yang sudah mengikuti KKN UGM mendaftar jadi guru di SMK Pertanian Ilaga,” tegasnya.
Erni Lusi dari Forum Kerjasama Lembaga Masyarakat Papua yang bergerak dalam bidang advokasi kebijakan public menuturkan persoalan pemerataan dan keadilan pembangunan masih disuarakan oleh masyarakat adat Papua, terutama di perkampungan. “Pemerintah harus lebih jeli memprioritaskan pembangunan manusia dari segi kesehatan dan pendidikan selain dari segi infrastruktur,” ujar Erni.
Menurutnya, usaha bersama untuk menggali akar permasalahan penyebab keterbelakangan Papua agar dana pembangunan yang digelontorkan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat papua. “Banyak dana di pemerintah namun SDM-nya belum siap. Perlu adanya intervensi dari luar untuk mendorong pemerintah daerah bekerja keras dalam usaha pembangunan,” terangnya.
Erni juga sempat menyinggung, program peningkatan kesehatan ibu dan anak perlu diperhatikan, pasalnya dari hasil riset mengindikasikan sebagian besar penduduk pedalaman tak mendapatkan pelayanan kesehatan. Kegiatan Posyandu banyak yang tidak jalan sehingga mengakibatkan banyak anak yang tidak mendapatkan hak imunisasi. “Daya tahan tubuh anak rendah, banyak anak kurang gizi,” pungkasnya. (Humas UGM/Izza)