Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Basuki Hadimuljono meresmikan Rumah Susun (Rusun) Asrama Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Kinanti 2 dan 3, Sabtu (13/12). Penyediaan rusun asrama mahasiswa hasil kerjasama Kementrian PU-Pera dan UGM ini bertujuan membantu pemerintah Kabupaten Sleman dalam mencegah dan mengatasi pertumbuhan pemukiman kumuh sebagai dampak peningkatan jumlah mahasiswa pendatang di wilayah ini.
Basuki mengatakan dengan adanya hunian yang nyaman serta kondusif dalam mendukung kegiatan akademik seperti rusun asrama mahsiswa ini diharapkan semakin mempermudah kegiatan belajar mahasiswa. Dengan begitu kedepan dapat dihasilkan generasi muda yang berkualitas dan unggul.
“Pak Jokowi dulu kostnya saja tidak sebaik Anda sekarang ini, tetapi bisa menjadi presiden. Jadi saya harap Anda semua harus jauh lebih baik,” tuturnya saat memberikan sambutan dalam peresmian Rusun Asrama Mahasiswa Kinanti 2 dan 3.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, Prof. Dr. Ir. Budi Wignyosukrato, Dip.HE., mewakili Rektor UGM menyampaikan bahwa setiap tahunnya UGM menerima sekitar 10 ribu mahasiswa baru yang membutuhkan tempat tinggal selama menjalankan studi. Karenanya UGM menyediakan rusun asrama mahasiswa bagi mahasiswa baru dari luar Yogyakarta.
“Dari seluruh mahasiswa baru tersebut baru 50 persen yang disiapkan tempat tinggal asramanya,” terangnya.
Selain rusun asrama Kinanti 2 dan 3, hingga kini UGM memiliki empat asrama mahasiswa lainnya yakni Bulaksumur Residence, Dharmaputera, Cemara Lima, dan Ratnaningsih secara total bisa menampung sekitar 800 mahasiswa. Sementara rusun asrama Kinanti 2 dan 3 ditargetkan dapat menmapung untuk 1400 mahasiswa.
“Kami sangat berharap dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung penyediaan asrama dan menyelesaikan pembangunan rusun asrama yang belum terselesaikan agar ada lebih banyak lagi mahasiswa yang bisa tinggal di asrama,” terangnya.
Keberadaan rusun asrama mahasiswa ini, dikatakan Budi sejalan dengan program UGM sebagai kampus educopolis yang salah satunya melarang mahasiswa baru membawa kendaraan bermotor. Dengan adanya hunian yang berada di dekat kampus diharapkan mahasiswa bisa lebih mudah menjangkau kawasan kampus.
Sementara Gubrenur DIY, Sri Sultan HB X yang diwakili Sekda DIY, Drs. Ichsanuri menyampaikan hingga saat ini jumlah mahaisswa di DIY mencapai 320 ribu orang. Dari total jumlah tersebut 90 ribu diantaranya atau sekitar 30 persennya merupakan mahaisswa dari luar daerah. Sehingga kehadiran asrama mahasiswa sangat membantu mahasiswa baru yang berasal dari luar kota Yogyakarta dalam memperoleh tempat tinggal.
“Asrama ini dapat membantu mahasiswa baru yang kesulitan mencari tempat tinggal di Yogyakarta,” katanya.
Tidak hanya itu, adanya asrama mahasiswa diharapkan mampu mengeliminir proses penyesuaian mahasiswa baru dengan masyarakat sekitar. Dengan begitu diharapkan berbagai persoalan dan konfilk sosial di masyarakat dapat diatasi.
“Jogja ini merupakan kota sasaran narkoba terbesar ke-3 di Indonesia dengan target pelajar dan mahaisswa. Mudah-mudahan dengan adanya hunian mahasiswa ini mahasiswa bisa lebih terkontrol dan terhindar dari narkoba,” harapnya.
Rusun asrama mahasiswa Kinanti 2 dan 3 berada di Gang Kinanti, Sinduadi, Sleman. Terdiri dari 2 twin block 5 lantai dengan 292 tipe hunian tipe 24 m persegi. Masing-masing unit dilengkapi kamar mandi dan 1 buah pantry yang ada di setiap lantai. Selain itu dilengkapi pula dengan ruang serba guna di lantai dasar.
Untuk mendukung program kampus biru UGM, susun asrama ini juga menggunakan teknologi Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Kampus sehingga mahasiswa dapat menghemat pengeluaran membeli air minum. Disamping itu, atap rusun menggunakan sistem solar sebagai sumber energi alternatif ramah lingkungan. (Humas UGM/Ika)