YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada berencana mengusahakan terbentuknya kawasan hijau di kampung-kampung yang ada di sekitar kawasan Sekip dan Bulaksumur. Untuk menghijaukan kawasan ini, UGM menargetkan akan selesai dalam waktu tiga tahun. Program yang dinamakan Kampung Hijau ini juga menyisipkan ajakan bagi warga masyarakat untuk membangun nilai-nilai menjaga kelestarian alam dan semangat peduli atas lingkungan. Hal itu ditegaskan Prof. Dr. Suratman, M.Sc., Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM dalam Talkshow Festival Kampung Hijau yang diadakan Inspiring Bulaksumur Urban Community (IBUC), Sabtu (13/12), di Klebengan, Caturtunggal, Depok, Sleman.
Suratman menilai UGM dan masyarakat sekitar kampus mempunyai potensi yang besar untuk menjadi percontohan perkampungan hijau dalam pemberdayaan dan pengembangan masyarakat urban berkelanjutan. Selain menghijaukan kawasan di sekitar kampus Suratman telah memiliki beberapa program yang siap direalisasikan. Diantaranya, program kampung pintar dengan membangun unit-unit perpustakaan dan membuat gerakan masyarakat gemar membaca.
Lebih dari itu, kata Suratman, UGM juga akan membentuk organisasi mitigasi bencana dan mendorong kelompok masyarakat memiliki usaha-usaha produktif sehingga bisa dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa. Menurut Suratman, apabila semua program ini sukses dan berhasil maka akan memberikan kontribusi kualitas kehidupan mahasiswa yang indekos di kampung-kampung itu. “Proses pembelajaran dan kualitas hidup mahasiswa UGM juga sangat bergantung pada kualitas kehidupan masyarakat sekitar,” kata Suratman.
Suratman menambahkan, kehadiran mahasiswa UGM telah menjadi simpul pertumbuhan ekonomi yang mewarnai kehidupan sosial dan budaya masyarakat sekitar kampus. Ribuan mahasiswa UGM ini menurutnya sudah menjadi salah satu sumber ekonomi. “Kebutuhan mahasiswa akan tempat tinggal, pangan, dan kebutuhan lain menjadi peluang bagi masyarakat sekitar untuk mencari sumber penghasilan mereka,” kata Suratman.
Mahasiswa yang kebanyakan adalah pendatang, menurut suratman, setiap harinya tentu berinteraksi dengan masyarakat yang secara tak langsung akan membentuk masyarakat berkarakter urban. (Humas UGM/Izza)