• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Keterlambatan Rujukan Sebabkan Angka Kematian Ibu di DIY Masih Tinggi

Keterlambatan Rujukan Sebabkan Angka Kematian Ibu di DIY Masih Tinggi

  • 21 Januari 2015, 14:17 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 7467
Keterlambatan Rujukan Sebabkan Angka Kematian Ibu di DIY Masih Tinggi

YOGYAKARTA – Angka kematian ibu di DIY belum menampakkan adanya tanda penurunan secara signifikan. Berdasarkan data dari Dinkes DIY, sepanjang tahun 2014, angka kematian ibu mencapai 40 kasus dari sebelumnya 46 kasus di tahun 2013. Namun angka tersebut sama dengan angka kematian ibu pada tahun 2012. Di lima kabupaten/kota, angka kematian ibu yang mengalami penurunan ada di Kota Yogyakarta, Kulonprogo dan Gunungkidul. Masing-masing  menunjukkan tren menurun. Di Yogyakarta hanya terdapat 2 kasus kematian ibu dari tahun sebelumnya ada 9 kasus. Kulonprogo terdapat 5 kasus, sedangkan Gunungkidul 7 kasus.

Peneliti Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK), Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Laksono Trsinantoro, M.Sc., Ph.D., mengatakan 60 persen kasus kematian ibu umumnya disebabkan keterlambatan rujukan. Menurutnya, upaya menurunkan angka kematian ibu ini tidak hanya menjadi urusan Dinas Kesehatan namun perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. “Yang pastinya membutuhkan peran pemimpin di pemerintahan dan sektor kesehatan untuk mencegah kematian ibu,” kata Laksono dalam Diskusi Tren Kematian Ibu di DIY yang berlangsuing di Fakultas Kedokteran, Rabu (21/1).  

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan tidak mudah menurunkan angka kematian ibu meski jumlah dokter spesialis kandungan di DIY makin bertambah. Hasto menghitung, jumlah dokter obsgyn di DIY bertambah dua kali lipat dibanding 10 tahun lalu. Di tahun 2005, ada 46 dokter spesialis kandungan, tahun 2015 bertambah menjadi 96 orang.

Meski demikian, Hasto mengatakan dukungan kepala daerah menurunkan angka kematian ibu melibatkan dokter spesialis kandungan sangat membantu. Pengalamannya saat awal menjabat Bupati, Hasto menuturkan ia berhasil menurunkan kasus kematian ibu di Kulonprogo menjadi 3 kasus di tahun 2012. Salah satunya, menyiapkan dokter spesialis kandungan siaga 24 jam. Namun begitu, menurutnya keberhasilan menurunkan angka kematian ibu harus didukung dengan keberhasilan mengurangi angka kawin usia muda dan mensukseskan program keluarga berencana, “Variabel yang paling dekat faktor kematian ibu ini bergantung keberhasilan pemakaian alat kontrasepsi dan angka usia kawin muda,” tegasnya.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes DIY, Inni Hikmatin, sependapat bahwa penyebab kematian ibu akibat keterlambatan rujukan dari puskesmas atau bidan ke rumah sakit yang sudah dirujuk pemerintah yang dianggap handal dalam menangani kasus ibu melahirkan berisiko. “Soalnya dari 40 kasus, sebanyak 34 kematian terjadi di rumah sakit dan 3 kematian di rumah,” katanya.

Inni menyebutkan kematian ibu melahirkan dikarenakan akibat sebelumnya terkena penyakit komplikasi, pendarahan,  penyakit jantung, syok, emboli, TB paru, asma, hyperthyroid. “Kematian terjadi pada saat nifas dan masa kehamilan,” katanya.

Peneliti PKMK UGM, Sitti Noer Zaenab, mengatakan semestinya ibu hamil yang bermasalah segera dirujuk ke rumah sakit sebelum hari perkiraan lahir. Dia menyebutkan, di awal bulan Januari ini sudah ada 3 kasus kematian ibu di DIY, “Salah satunya akibat pendarahan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Sistem Rujukan yang Baik Tekan Angka Kematian Ibu

    Tuesday,24 October 2017 - 12:21
  • Pelayanan Kebidanan Berkualitas Turunkan Risiko Kematian Ibu Melahirkan

    Tuesday,29 April 2014 - 13:35
  • Angka Kematian Akibat Covid-19 Meningkat, Pemerintah Perlu Evaluasi Penanganan Covid-19

    Monday,17 May 2021 - 19:56
  • Ali Ghufron: Tugas Berat Menkes Nila Moeloek, Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak

    Wednesday,29 October 2014 - 16:42
  • UGM Jadikan Wisma Kagama dan UC Hotel Sebagai Selter Covid-19

    Tuesday,13 July 2021 - 18:40

Rilis Berita

  • Dosen Perikanan UGM Murwantoko Dikukuhkan sebagai Guru Besar 21 March 2023
    Dosen Departemen Perikanan, Prof. Dr. Ir. Murwantoko, M.Si., dikukuhkan sebagai G
    Gloria
  • Komunitas Mahasiswa Hindu UGM Ikuti Tawur Agung di Candi Prambanan 21 March 2023
    Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Komunitas Mahasiswa Hindu Dharma (UKM
    Ika
  • 40 UMKM Mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan Produk 21 March 2023
    Sebanyak 40 pelaku UMKM mengikuti Pelatihan Peningkatan Kualitas Proses Pengolahan dan Pengemasan
    Agung
  • UGM Kembangkan Aplikasi TOMO Untuk Penanganan Tuberkulosis Resisten Obat 21 March 2023
    Penyakit tuberkulosis (TB) masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Dalam lapora
    Ika
  • Entrepreneur di Bidang Peternakan Masih Minim 21 March 2023
    Meski masih terbuka lebar Indonesia masih kekurangan entrepreneur di bidang peternakan. Data Bada
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual