YOGYAKARTA – Rektor UGM Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mengatakan pembangunan untuk wilayah bagian timur Indonesia harus lebih ditingkatkan. Pasalnya, ketimpangan ekonomi dan pendidikan di wilayah ini semakin lebar dibandingkan dengan bagian barat Indonesia. “80 persen Produk Domestik Bruto kita masih disumbang dari Indonesia bagian barat. Hanya 20 persen disumbangkan dari bagian timur. Belum lagi ketimpangan pendidikan yang terjadi antara kedua belah wilayah ini,” kata Dwikorita dihadapan 1.187 lulusan pascasarjana yang diwisuda, Kamis (22/1), di Grha Sabha Pramana.
Rita, demikian ia akrab disapa, mendukung setiap kebijakan pemerintah dalam memprioritaskan pembangunan dari bagian pinggir wilayah Indonesia. Adapun UGM, berkontribusi mengerahkan dan mendorong jaringan alumninya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk berpartisipasi aktif.
Dia menambahkan, setiap lulusan UGM harus mampu menjadi inovator yang tangguh, cakap menangkap peluang, berani memperhitungkan risiko, dan menjadi agen penggerak pembangunan bangsa sehingga mampu mengurangi kesenjangan kemiskinan di Indonesia yang masih sangat lebar terutama untuk wilayah Indonesia bagian barat dengan bagian timur.
Menurut Rita, jaringan alumni melalui organisasi Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada atau lebih dikenal dengan nama Kagama, bukan hanya sebagai agen penggerak kemajuan, melainkan sebagai agen perekat kesatuan bangsa dan dunia. “Anggota Kagama kita tekankan harus menjunjung tinggi kebebasan berekpresi, menghargai keberagaman budaya, agama dan ideologi serta keragaman bangsa berlandaskan nilai kemanusiaan,” ungkapnya.
Kagama menurut Rita menjadi partner strategis bagi UGM untuk bisa menigkatkan hubungan kerja sama yang lebih erat dengan pemerintah baik pusat maupun daerah, industri dan masyarakat internasional. “Alumni yang diwisuda hari ini siap menjadi pasukan Kagama. Mari saling bersinergi, memberikan manfaat bagi bangsa sesuai dengan kapasitas kita masing-masing,” ujarnya.
Seperti diketahui, hari ini Universitas Gadjah Mada kembali mewisuda 1.187 lulusan pascasarjana, terdiri 1.080 Master, 67 Spesialis dan 40 orang doktor. Dengan demikian, total lulusan UGM hingga saat ini mencapai 266.504 alumni yang didominasi alumni program sarjana 59,65%, Pascasarjana 25,95% dan Diploma 14,40%. Rerata lama studi program S2 adalah 3 tahun 3 bulan, rerata masa studi S3 adalah 5 tahun 5 bulan. Lulusan studi tersingkat untuk jenjang S2 diraih Sultan Sidik Nasution dari prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, yang lulus dalam waktu 1 tahun 3 bulan. Untuk jenjang S3 diraih Anastasia Rita Widiarti dari Prodi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, yang lulus dalam waktu 3 tahun 2 bulan.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi untuk jenjang S2 diraih oleh Tri Astuti dari prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dengan IPK 4,00. Sementara jenjang spesialis diraih oleh Nolista Indah Rasyid dari prodi Ortodonsia dengan IPK 3,93. Sedangkan untuk program doktor, IPK tertinggi diraih oleh Maxs Urias Ebenhaizar Sanam dari prodi Ilmu Sain Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, dengan IPK 4,00. Adapun lulusan termuda untuk wisuda pascasarjana kali ini diraih Nunung Dwi Nugroho dari prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang lulus pada usia 22 tahun 2 bulan 12 hari. (Humas UGM/Gusti Grehenson)